Historia

Aksi TNI Habisi Makar PRRI/Permesta Bikin Militer Amerika Kalang Kabut. Ini Kisah di Baliknya!

Militer Amerika Serikat kebat-kebit saat TNI menghabisi makar PRRI/Permesta yang terbukti disusupi CIA, dinas mata-mata Amerika Serikat

via intisarionline
Pasukan TNI saat penumpasan makar PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi 

Selanjutnya Howard juga menyampaikan isyarat ancaman bernada getir bahwa Angkatan Laut AS yang berpangkalan di Pasifik (Armada Ketujuh), kesatuan militer Inggris di Singapura dan Marinir AS akan bersiaga di perairan Riau.

Mereka akan menyerbu masuk ke Riau mengamankan investasi dan warga AS jika dalam operasi Tegas militer Indonesia tidak mampu mengendalikan situasi.

Belum jelas reaksi Juanda mengenai hal ini, namun satu yang pasti.

Dini hari 12 Maret 1958 TNI melancarkan operasi Tegas.

Semua alutsista terbaik TNI dikerahkan macam pesawat pemburu P-51 Mustang, pembom B-25 Mitchell dan lainnya.

Tak ketinggalan pasukan elit TNI seperti Kopassus, Paskhas dan Marinir juga turut serta dalam operasi ini.

Sedangkan Komandan operasi ialah Letkol (AD) Kaharudin Nasution,Wakil I Letkol (AU) Wiriadinata, dan Wakil II Mayor (AL) Indra Subagyo.

Serangan mendadak militer Indonesia berhasil membuat kacau balau pertahanan Permesta dan PRRI, banyak anggota pemberontak menyerah sebelum melakukan perlawanan.

Operasi sukses, pemberontakan berhasil dipadamkan.

Setelah dilakukan pengecekan, ternyata terdapat banyak persenjataan canggih macam rifle Garand, Springfield, Recoilless dan Bazooka dalam kondisi gress alias baru buatan Amerika yang dipakai oleh pemberontak PRRI.

Hal ini semakin menunjukkan bahwa Amerika melalui CIA nya ikut mendukung Permesta dan PRRI.

Sejatinya Operasi Tegas juga merupakan respon pemerintah Indonesia yang memang mengetahui bahwa Amerika Serikat ikut mendukung dibalik layar pemberontakan Permesta/PRRI.

Sebab, Mei 1958 sebelum operasi Tegas dilakukan seorang pilot bayaran CIA bernama Allen Lawrence Pope dengan pesawat pembom B-26 Invader berhasil ditembak jatuh setelah sebelumnya melakukan berbagai serangan terhadap kesatuan militer Indonesia di Donggala, Ambon, Balikpapan dan Ternate.

Allen Pope masih hidup ketika pesawatnya ditembak jatuh, ia kemudian ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia. (*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved