Fenomena Benda Putih di Langit Banyumas Hebohkan Warha, Dianggap Komet hingga Banaspati
Sabtu (14/7/2018) senja, saat setengah gelap mencapai titik bumi, sebagian warga di Banyumas melihat pemandangan tak biasa
TRIBUNBATAM.ID, BANYUMAS-Sabtu (14/7/2018) senja, saat setengah gelap mencapai titik bumi, sebagian warga di Banyumas melihat pemandangan tak biasa.
Sebuah benda putih bergerak di kaki langit menuju bumi. Sebentuk cahaya putih itupun sekilas terkesan mirip komet.
Warga di Sumbang Banyumas yang heran dengan fenomena itu pun sempat mengabadikan kejadian itu melalui kamera ponsel.
Baca: Pasha Ungu Unggah Foto Bareng Presiden Jokowi, Ini Kisah di Balik Pengambilan Fotonya!
Baca: Terungkap! Inilah Beda Fungsi Kode 0 dan +62 pada Awal Nomor Telepon! Begini Keistimewaannya
Baca: Inilah Kisah Mata Hari, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa yang Mengguncang Eropa!
Baca: Prabowo-SBY Bakal Bertemu Pekan Ini, Sekjen Demokrat Janjikan Ada Kejutan
Video pemandangan itu kemudian diunggah ke media sosial (facebook) oleh akun Pandawa sehingga viral dan mengundang 470 lebih komentar dari warganet.
Beragam spekulasi pun bermunculan dari warganet mengenai benda yang dianggal aneh tersebut.
Tak sedikit komentar yang menyebut pergerakan benda itu adalah fenomena alam hingga mengaitkannya dengan istilah komet, meteor maupun asteroid. Sebagian menyebut benda itu merupakan pesawat biasa.
Hingga muncul komentar nyeleneh yang menghubungkan fenomena itu dengan UFO hingga sosok makhluk halus menyerupai bola api (Banaspati).
Benda putih yang bergerak menuju bumi di langit Banyumas itu dipastikan bukanlah meteor, atau bangkai satelit maupun pecahan asteroid yang jatuh ke bumi. Apalagi UFO atau Banaspati seperti diasumsikan warganet selama ini.
Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap Rendy Krisnawan mengatakan, fenomena benda putih yang bergerak di kaki langit Banyumas saat senja dikenal dengan jejak kondensasi pesawat terbang, atau disebut Condensation Trail (Contrail).

Menurut Rendy, Contrail terbentuk ketika pesawat melintas pada ketinggian tertentu yang cukup tinggi.
Pesawat itu meninggalkan jejak putih yang terbentuk karena suhu udara yang sangat dingin di sekitar pesawat. Suhu sangat dingin ini mengubah wujud gas buang yang dikeluarkan pesawat.
"Pesawat melintas di ketinggian tertentu dengan kondisi sangat dingin di sekitar pesawat. Tetapi mesin pesawat itu kan panas, jadi asap yang keluar dari pesawat itu terjadi jejak pengembunan,"katanya.
Pada siang hari, jejak kondensasi mirip awan putih berbentuk lurus dan panjang seperti membelah langit.
Tak ayal, sebagian masyarakat menganggap jejak putih yang mengikuti gerak pesawat jet itu merupakan asap sisa pembakaran bahan bakar pesawat.
Namun anggapan ini ternyata keliru. Jejak putih yang mengekor pesawat itu bukan asap sisa pembakaran, melainkan jejak pengembunan (Contrail) karena suhu udara yang dingin sekitar pesawat.
Semakin udara di sekitar pesawat dingin dan lembab, lanjut Rendi, maka jejak embun yang ditimbulkan semakin panjang.
"Dari asap yang panas ketemu udara dingin, jadilah jejak embun seperti awan,"katanya.(*)