WAJIB TAHU! Ini Akibatnya Jika Kita Minum Manis Setelah Konsumsi Daging
Para ahli gizi tidak menyarankan untuk minum manis setelah mengonsumsi makanan tinggi protein seperti daging. Kenapa?
TRIBUNBATAM.id - Saat hari raya Idul Adha biasanya hidangan yang disajikan aneka olahan daging.
Dan setelah kenyang menyantanp makan tersebut, biasanya kita akan memilih minuman manis sebagai penyegarnya.
Namun sebaiknya, segera berhenti dari kebiasaan tersebut, ya.
Makanan tinggi protein seperti steak, ayam panggang, telur rebus, olahan kacang, dan makanan tinggi protein lainnya juga jadi favorit bagi mereka yang sedang membangun massa otot atau sedang diet.
Sayangnya, manfaat dari diet tinggi protein justru gagal bila kita juga mengonsumsi berbagai minuman dengan kadar gula tinggi seperti soda, teh manis, minuman kemasan, dan bahkan jus buah.
Inilah mengapa kita sebaiknya tidak mengonsumsi minuman manis bersamaan dengan makanan kaya protein.
Minuman yang mengandung gula tinggi dapat mengacaukan metabolisme tubuh (sehingga membuat tubuh cepat gemuk) saat dipasangkan dengan makanan berprotein tinggi, sebuah studi menunjukkan.
Baca: Tiga Rahasia Agar Tongseng Kambing Tak Alot dan Berbau Prengus
Baca: Resep Tongseng Kambing Enak, Bisa Dicoba Sebagai Alternatif Selain Sate
Baca: Resep Rendang Empuk dan Mudah Dibuat ala Rumahan. Cocok Jadi Hidangan Idul Adha
Sebuah studi baru yang terbit di jurnal BMC Nutrition tersebut mulanya berangkat dari pertanyaan “Apa yang terjadi saat kita menggabungkan makanan sehat dan minuman yang tidak sehat? Apakah efek negatifnya lebih besar ketimbang efek positif?”
Dalam penelitian tersebut, para periset menemukan apa yang terjadi saat kita mencampur sesuatu yang manis dengan makanan kaya protein.
Hasilnya adalah penggemukan tubuh.
Periset mengumpulkan 27 orang dewasa muda dengan berat badan yang sehat dan melibatkan mereka ke dalam dua studi 24 jam.
Setelah semalaman berpuasa, peserta diberi dua porsi makanan yang masing-masing mengandung 15 persen protein dan 30 persen protein.
Setiap makanan mengandung 500 kalori dan 17 gram lemak, dan salah satu porsi makan dipasangkan dengan minuman manis.
Selama penelitian, peserta studi ditempatkan di ruang kalorimeter, yaitu ruangan yang dapat mengukur aktivitas, oksigen, karbon dioksida, temperatur, dan tekanan untuk mengetahui pengeluaran energi dan pengolahan nutrisi oleh tubuh.
Hasil menunjukkan, saat peserta diberi satu porsi makanan dengan minuman manis, terjadi penurunan oksidasi lemak dalam tubuh, yaitu sebuah proses penting dalam pembakaran lemak.