Asian Games 2018
Pencak Silat Malaysia Nihil Emas Asian Games 2018, Kekalahan Pesilat yang Mengamuk Jadi Alasan
Kontingen pencak silat Malaysia tidak satupun meraih medali emas pada Asian Games 2018 dari tiga target emas yang diharapkan.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Kontingen pencak silat Malaysia tidak satupun meraih medali emas pada Asian Games 2018 dari tiga target emas yang diharapkan.
Pada Rabu (2/8/2018), Malaysia masih menyisakan dua pesilat di final Asian Games 2018, namun keduanya kalah atas pesilat Vietnam.
Dua pesilat tersebut adalah Mohd Khaizul Yaacob dan Mohd Fauzi Khalid.
Dengan hasil ini, Malaysia hanya meraih empat medali perak dan empat perunggu di Asian Games 2018 di cabang pencak silat.
Ketua Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), Datuk Megat Zulkarnain Omardin berdalih, gagalnya Malaysia meraih keping emas di Asian Games 2018 karena dampak kekalahan Mohd Al-Jufferi Jamari, Senin lalu.
Baca: Jokowi dan Prabowo Berpelukan, Penonton Pencak Silat Bersorak
Baca: 3 Kontroversi Pencak Silat antara Indonesia-Malaysia, Mendadak Juara Meski Tak Pernah Naik Podium
Baca: Viral! Pesilat Malaysia Berulah Lagi. Mengamuk dan Rusak Fasilitas Asian Games 2018
Baca: Pesilat Malaysia Berlutut Minta Maaf pada Menpora Malaysia Usai Mengamuk dan Rusak Fasilitas
"Secara keseluruhan saya melihat dampak yang amat besar kepada tiga pesilat lainnya setelah kita kalah pada final pertama (Jufferi) kemarin,” kata Megat seperti dilansir Berita Harian.
Pada pertandingan final tersebut, pihak Malaysia menuduh tuan rumah Indonesia curang dan merampok emas Al-Jufferi saat menghadapi Komang Harik Adi Putra di kelas 65kg-70kg putra.
Dalam pertandingan tersebut, Komang Harik Adi Putra yang membela Indonesia keluar sebagi juaranya dan mendapat medali emas dengan skor 4-1.
Mohd Al-Jufferi Jamari memilih mengundurkan diri dua detik sebelum pertandingan selesai dengan alasan juri dianggap tidak adil dalam hal penilaian.
Al-Jufferi memprotes para juri pada pertandingan itu karena menurut dia, pukulannya tidak pernah mendapat penilaian juri.
Namun, Ketua Harian IPSI Eddy Prabowo membantah tuduhan itu karena juri yang memberikan penilaian lima orang dari berbagai negara.
Selain itu, panitia menyediakan fasilitas video tayang ulang jika ada yang keberatan dengan hasil penilaian.
"Kita berusaha menjadi tuan rumah yang baik dan sudah sangat objektif dalam penilaian. Jurinya ada dari lima negara sehingga jika ada yang curang pasti ketahuan," kata Eddy.
Jufferi sendiri melakukan aksi walk out bahkan mengamuk dan merusak fasilitas venue silat di Padepokan Silat TMII Jakarta.
"Ini bukan mencari alasan, namun tekanan cukup besar setelah Jufferi tewas dengan cara demikian. Saya sendiri meluangkan waktu bersama dua pesilat yang lolos ke final untuk memberikan motivasi," katanya.
