MOTOGP
MotoGP 2019 - Jorge Lorenzo, si Rewel yang Bisa Membuat Ducati Mengulangi Kesalahan
Saya pikir saya membantu mereka untuk memperbaiki poin lemah yang mereka miliki, tetapi juga saya akan membantu tim saya berikutnya
TRIBUNBATAM.id, ARAGON - Jorge Lorenzo akan mengakhiri dua tahunnya bersama Ducati musim ini karena pada MotoGP 2019 nanti, ia akan bergabung dengan tim Repsol Honda.
Banyak pihak mengkritik Ducati karena terlalu terburu-buru mendepak Jorge Lorenzo pada MotoGP 2019 hanya karena tidak memuaskan pada musim 2017 dan terlalu rewel.
Tetapi, Jorge Lorenzo membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang pebalap yang bisa bermanuver di atas motor tetapi juga seorang pebalap yang bisa membuat perubahan dalam sebuah tim.
Selain Lorenzo, pebalap lain yang dianggap memiliki kapasitas sebagai "mekanik bayangan" adalah Dani Pedrosa yang bisa membuat perubahan pada tim Honda selama 13 tahun.
Bahkan, setelah ia mengakhir kontrak dengan Honda, Yamaha berusaha membujuk Pedrosa untuk bergabung, namun ia akhirnya memutuskan pensiun.
Baca: MotoGP 2018 - Terungkap Kerugian Ducati Melepas Jorge Lorenzo
Baca: MotoGP 2018 - Jorge Lorenzo Butuh Satu Tahun Baru Juara Bersama Ducati
Baca: MotoGP Aragon - Jika Valentino Rossi dan Vinales Belum Comeback, Yamaha Rekor Paceklik Terpanjang
Ducati sendiri akhirnya menyadari bahwa kerewelan Jorge Lorenzo terhadap tim tersebut sangat besar dampaknya pada perubahan Ducati.
Lorenzo memang sering menyatakan tidak puas dengan motornya, seperti mendesak Ducati untuk menggunakan fairing baru serta memperkecil ukuran tanki bahan bakar.
Namun, Ducati justru menganggap Lorenzo hanya mencari alasan dari lambatnya ia menyesuaikan diri dengan karakter motor yang dikenal memiliki power besar tersebut.
Apalagi, beberapa seri akhir MotoGP 2017, Andrea Dovizioso mulai menyulitkan Marc Marquez.
Namun, Honda ternyata tak tergoyahkan di MotoGP 2018.
Cukup lama perang dingin di paddock itu berlangsung sampai akhirnya Ducati memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Lorenzo untuk musim 2019.
Belakangan terbukti, seluruh permintaan Lorenzo memberikan data yang positif bagi Ducati sehingga hasilnya bisa dilihat pada empat seri terakhir.
Perubahan fairing atau sayap memberikan tekanan angin ke bawah yang cukup membantu saat Ducati melakukan pengereman dari kecepatan 281 km/jam ke 100 km/jam, sekaligus menjaga ban sepanjang balapan.
Sementara pengurangan ukuran tangki bahan bakar membuat Ducati lebih lincah di tikungan, satu hal yang membuat Ducati keteter selama bertahun-tahun.
Namun nasi telah menjadi bubur. Jorge Lorenzo langsung disambar Honda begitu ia dilepas Desmosedici.
