Detik-detik Tembok Roboh di Pemandian Air Panas yang Menewaskan 7 Mahasiswa di Karo Sumut
Pada hari Minggu (2/12/2018) itu sekira pukul 06.00 WIB pagi, mereka berkumpul dalam ikatan mahasiswa Karo, mengadakan malam keakraban (makrab)
TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Sejumlah mahasiswa dari Universitas Prima Indonesia Medan, Sumut mengalami kejadian nahas di lokasi pemandian air panas, di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Minggu (2/12/2018).
Pada hari Minggu (2/12/2018) itu sekira pukul 06.00 WIB pagi, mereka yang berkumpul dalam ikatan mahasiswa Karo, mengadakan malam keakraban (makrab), di pemandian Daur Paris.
Saat itu tembok penahan tanah yang berada tepat di belakang joglo tempat mereka beristirahat tiba-tiba ambruk.
Baca: Hasil Liga Italia AS Roma vs Inter Milan - Saling Balas Gol di Olympico Roma. Skor Berakhir Seri
Baca: Hasil Liga Spanyol Barcelona vs Villarreal - Menang 2-0, Barcelona Kembali ke Puncak Klasemen
Baca: Hasil Liga Inggris Liverpool vs Everton - Gol Tunggal Divock Origi di Ujung Laga Menangkan The Reds
Baca: Wasit Tak Beri Tambahan Waktu Jadi Kontroversi Laga Bali United Vs Persija di Akhir Babak 2
Akibat kejadian ini, sejumlah mahasiswa dilaporkan meninggal dunia.
Data yang diperoleh hingga seperti dilansir dari Tribun Medan, korban meninggal dunia yang teridentifikasi adalah Enjelita br Ginting (Perempuan), Mones (perempuan), Emiya br Tarigan (perempuan), Sartika Teresia br Pinem (perempuan), dan Sindy Simamora (perempuan).
Sedangkan korban luka-luka di antaranya, Novita Sari (perempuan/19), Indra (laki-laki/21), Andika (laki-laki/22), Jeanata (perempuan/18), Desi br Sinambela (perempuan/21), Putri Yolanda (perempuan/19), Afinda (perempuan/20), Grace Hutauruk (laki-laki/21), dan Hanny Girsang (laki-laki/20).
Kejadian nahas itu terjadi, dikarenakan tembok penahan tanah yang berada tepat di belakang joglo tempat mereka istirahat ambruk.
Menurut keterangan seorang mahasiswa bermarga Ginting, mengaku tepat sebelum kejadian dirinya bersama tiga rekannya belum tertidur.
Sehingga mengetahui persis, bagaimana tanda-tanda sebelum tembok tersebut menimpa rekan satu perkumpulan itu.
Dirinya mengungkapkan, posisi mereka saat itu sedang beristirahat dan membelakangi tembok.
Tepat sebelum tembok tersebut runtuh, dirinya mendengar ada tanda-tanda seperti suara bergemuruh.
"Kalau tanda-tandanya kami dengar ada suara seperti reruntuhan rumah gitu. Setelah itu, kami panik terus kami semua lari mencar, saya sempat jatuh juga."
Dengan diselimuti perasaan yang panik, dirinya mengungkapkan sampai tidak bisa membangunkan teman-temannya yang lain untuk ikut menyelamatkan diri.
Dirinya menyebutkan, antara suara dengan runtuhnya tembok tersebut, tidak berlangsung lama, dan hanya hitungan detik.
"Habis kami lari, saya tidak ingat lagi kami berempat, sudah enggak nampak lagi yang dua. Saya lihat ke belakang, ternyata kawan-kawan sudah tertimpa," ucapnya.