Keluarga Tinggal di Gang Sempit Tercatat Sebagai Pemilik Beberapa Mobil Mewah. Ternyata Ini Faktanya
Adul Manaf (6) tercatat sebagai pemilik Mercedes Benz, sementara istrinya pemilik Toyota Harrier. Putranya Zulkifly, pemilik Bentley Continental GT
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Kepemilikan mobil mewah oleh orang-orang kaya di Jakarta terus memunculkan fakta yang mengejutkan.
Para orang-orang kaya tersebut diduga pengemplang pajak mobil mewah karena setelah ditelusuri, banyak mobil mewah yang identitas pemiliknya dipalsukan dan atas nama orang lain.
Kasus terbaru, sebuah keluarga di Tamansari, Jakarta Barat, kaget ketika mereka tercatat sebagai pemilik beberapa mobil mewah dengan pajak terutang ke Pemprov DKI Jakarta.
Lebih mengagetkan lagi, jangankan punya mobil, keluarga tersebut tinggal di gang sempit yang tidak bisa dilewati mobil.
Fakta tersebut ditemukan setelah petugas dari Pusat Pendaftaran Dokumen Kendaraan (Samsat) Jakarta Barat dan Badan Pajak dan Retribusi Jakarta (BPRD) datang ke rumah mereka untuk memungut pajak yang menunggak.
"Buset pak, saya bukan kaget lagi, binggung saya ditagih pajak mobil, jangan kan punya mobil, mau renovasi rumah aja ngak jadi-jadi," kata Abdul Manaf.
Seperti dilansir TribunBatam.id dari Kompas.com, Adul Manaf (64), kepala keluarga, tercatat sebagai pemilik Mercedes Benz, sementara istrinya pemilik Toyota Harrier.
Putranya, Zulkifly, tercatat sebagai pemilik Bentley Continental GT.
Mobil-mobil mahal tersebut tercatat menunggak pajak Rp 108 juta sejak 30 September tahun lalu.
Tentu saja Abdul Manaf dan keluarganya terkejut karena mereka tidak memiliki mobil, bahkan mengaku tidak tahu apa-apa tentang mobil di database Samsat tersebut.
"Saya terkejut. Saya tidak punya uang untuk membeli mobil, rumah saya saja kecil begini," kata Abdul seperti dikutip oleh kompas.com.
Dia menduga dirinya telah menjadi korban pencurian identitas oleh pemilik mobil tersebut.
Abdul Manaf bercerita, dua tahun yang lalu, seorang yang tidak dikenalnya meminta fotokopi kartu identitasnya untuk bagi-bagi sembako.
Tidak ada pembicaraan tentang pembelian mobil dengan orang tersebut.
Bahkan, setelah pertemuan itu, ia tidak pernah bertemu lagi dengan orang tersebut.