50 Alat Peringatan Dini Bahaya Guncangan Gempa Akan Dipasang BMKG di Sumatera Barat

"EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa, dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gelombang P dan S," ujar

BMKG
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (dua dari kiri) mengikuti Rapat Koordinasi Mitigasi - Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Sumbar yang berlangsung di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar, Padang 

50 Alat Peringatan Dini Bahaya Guncangan Gempa Akan Dipasang BMKG di Sumatera Barat

TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akan memasang 50 unit alat Earthquake Early Warning System (EEWS) atau peringatan dini bahaya guncangan gempa.

Rencana pemasangan alat peringatan dini bahaya guncangan gempa ini, disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Rabu (6/2/2019).

Dwikorita mengatakan, pemasangan alat peringatan dini bahaya guncangan gempa ini akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan pesisir Sumatera Barat (Sumbar).

"50 Unit EEWS ini nantinya akan ditempatkan di Kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumbar," ungkap Dwikorita di Auditorium Kantor Gubernur Sumbar, seperti yang dikutip Tribunnews.com dari laman resmi BMKG.

Live Streaming Everton vs Manchester City di Pekan 27, Kamis (7/2) Dinihari Pukul 02.45 WIB

Viral! Tempuh Jarak 13.500 Km, Bocah Asal Kolombia Ini Beri Surat untuk Paus Fransiskus

Menang Telak 6-0 atas PSMP Mojokerto, Borneo FC Lolos ke Babak 16 Besar Piala Indonesia

Kondisi Terbaru Pemain Persib Jelang Lawan Persiwa di Piala Indonesia, Ghozali Terancam Absen

Dwikorita pun menjelaskan sistem kerja alat EEWS atau peringatan dini bahaya guncangan gempa.

"EEWS akan memberikan peringatan dini bahaya guncangan yang ditimbulkan akibat gempa, dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gelombang P dan S," ujar Dwikorita.

"Sistem ini bermanfaat mengurangi dampak kerusakan infrastruktur vital misalnya pembangkit listrik, mesin-mesin pabrik, dan masih banyak lagi, dengan cara mematikan sistem kelistrikan atau sistem mekanik secara otomatis ketika ada peringatan," imbuh Dwikorita.

BMKG telah menyampaikan pada pemerintah Sumatera Barat, bahwa zona bahaya kegempaan berdasarkan analisis distribusi spasial B-value, hasil penelitian dari tim Puslitbang BMKG menyatakan ada 8 zona yg perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah zona Mentawai.

Terkait hal ini, BMKG juga telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi baik dari segi observasi, processing, diseminasi serta koordinasi dengan pihak terkait.

Saat ini, sudah ada 5 Unit Pelaksana Teknis BMKG di Sumbar yang berperan dalam menyampaikan informasi meteorologi, klimatologi, geofisika dan kualitas udara.

Khusus untuk Sumbar, BMKG juga telah membangun mini regional Padang Panjang guna memfokuskan pengamatan khusus pada monitoring kegempaan yang dipicu dari sesar-sesar aktif yang ada di Sumbar.

Sementara untuk diseminasi informasi gempa dan tsunami, telah terinstal 15 Warning Receiver System (WRS) di BPBD Kab/Kota di Sumbar, juga di TNI AL Lantamal Padang.

"Edukasi & mitigasi juga perlu dibangun dengan kekuatan socio cultural. Contohnya Landslide Early Warning System yang telah dibangun oleh UGM dan menjadi acuan internasional ISO 22732 Guidline for Community Based Landslide Early Warning System," ungkap Dwikorita.

"Selain itu juga perlu diperkuat sinergi Pentahelix yang terdiri dari akademia/pakar, pihak swasta, masyarakat dan tokoh agama, pemerintah dan lembaga terkait, serta media" imbuh Dwikorita.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BMKG Bakal Pasang 50 Alat Peringatan Dini Bahaya Guncangan Gempa di Sumatera Barat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved