BATAM TERKINI
Djoko Ingatkan Potensi Ancaman Siber dalam Pemilu Serentak 2019, Begini Penjelasan BSSN
"Website KPU pernah diubah tampilannya (deface) dan belum lama juga terjadi cloning akun facebook resmi pejabat negara dan kandidat kepala daerah untu
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ancaman siber tidak lagi dapat dipandang sebelah mata, spektrum dampaknya sangat luas, mulai dari gangguan privasi individu hingga lumpuhnya negara.
Serangan siber terhadap pelaksanaan pemilu pernah terjadi pada tahun 2004.
"Website KPU pernah diubah tampilannya (deface) dan belum lama juga terjadi cloning akun facebook resmi pejabat negara dan kandidat kepala daerah untuk menjatuhkan kandidat tersebut," ujar Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Dr. Djoko Setiadi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bidang Kewaspadaan Nasional dalam rangka Pemantapan Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019, Kamis 28 Februari 2019 di Golden Prawn Hotel, Batam.
Ia mengatakan BBSN juga sudah merekomendasikan beberapa hal kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Terkait pengamanan teknologi informasi yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pemilu 2019.
• Inilah Daftar Tanggal Lahir Paling Langka di Dunia, Ada Ulang Tahun Kamu?
• Gladis Tewas Usai Lahiran Anak Kembar Tanpa Bantuan Medis, 6 Anak Sebelumnya Juga Lahir Sendiri
• Bupati Karimun Aunur Rafiq Panen Padi di Kundur, Komitmen Jaga Ketahanan Pangan
• Tak Tahu Anaknya Kembar, Satu Anak Tertinggal di Kamar Saat Pria Ini Antar Istri ke Rumah Sakit
"Yaitu, menyusun dan melakukan simulasi Disaster Recovery Plan, melakukan penguatan kapasitas layanan teknologi informasi, melakukan audit keamanan dan security testing sistem teknologi informasi, menyusun dan menerapkan risk management," ujar Djoko.
Tak hanya itu, BSSN juga menyampaikan agar menyusun tim tanggap insiden keamanan pemilu, melakukan continuous security monitoring, melakukan edukasi kesadaran keamanan informasi, melakukan coolaborative work dengan berbagai pihak terkait dan menerapkan tanda tangan elektronik atau sertifikat digital.
Dalam pengamanan ranah siber pemilu tahun 2019, BSSN berkomitmen menjaga netralitas dan profesionalitas.
Ia menambahkan keamanan siber tidak dapat dicapai kecuali seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu menjalankan peran masing-masing secara koordinatif dan seirama, berfokus pada satu tujuan.
Untuk membangun ekosistem siber yang aman dan kondusif untuk mendukung pelaksanaan pemilu tahun 2019, sehingga ancaman dan serangan siber tidak akan pernah dapat mengubah persepsi dunia terhadap wajah demokrasi Indonesia.
Tak hanya Indonesia, berbagai kasus serangan siber terkait dengan pelaksanaan pemilu pernah terjadi di berbagai negara.
Diantaranya serangan siber oleh peretas Cyberkut di Ukraina tahun 2014, yang berhasil menembus website central election commission dan memanipulasi hasil pemilu.
Propaganda rasial dan sentimen anti imigrasi melalui media sosial terkait Britain Exit (Brexit) yang berdampak pada gangguan politik terjadi di Inggris 2016 lalu.
"Operasi hack, leak, and amplify yang menjatuhkan salah satu kandidat terjadi pada pemilu di AS 2016, kasus bocornya email dan penyebaran hoax yang bertujuan menjatuhkan salah satu kandidat juga terjadi pada pemilu Prancis dan Jerman tahun 2017," paparnya.
• Hudah Ngaku Bunuh Teman Sendiri Karena Sakit Hati Sering Dibully, Begini Pengakuannya Kepada Polisi
• Teh Jahe dan Kunyit Cocok untuk Turunkan Berat Badan, Begini Cara Membuatnya
• Baru Saja, Designer Hengki Kawilarang Unggah Foto Syahrini Berpakaian Pengantin, Beri Ucapan Selamat
• Tanpa Bantuan Petugas Kesehatan, Ibu Ini Meninggal Dunia saat Melahirkan Sendiri Anak Kembar
Pantauan Tribunbatam.id, acara ini dibuka secara resmi oleh Menkopolhukam, Wiranto.