Ekspor Indonesa Tahun 2018 Tumbuh 6,7 Persen, Ini Strategi Kemendag pada 2019

"Di tengah memanas ekonomi dunia, ekspor Indonesia masih tumbuh positif 6,7 persen," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita saat melapo

TRIBUNBATAM.id/ENDRA KAPUTRA
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memeriksa beras dagangan saat sidak di Pasar Pujabahari, Batam, Minggu (11/11/2018) 

TRIBUNBATAM.id - Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat kinerja ekspor Indonesia hanya tumbuh 6,7 persen pada tahun 2018.

Angka ini jauh di bawah target yang dipatok untuk pertumbuhan ekspor tahun 2018 yakni sebesar 11 peren.

"Di tengah memanas ekonomi dunia, ekspor Indonesia masih tumbuh positif 6,7 persen," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita saat melaporkan kinerja pada pembukaan Rakernas Kemdag 2019, Selasa (12/3/2019).

Pertumbuhan ekspor merupakan salah satu mandat dari Presiden Joko Widodo.

Jokowi meminta target pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 11 persen pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemdag 2018 lalu.

Karet di Bintan Jadi Bahan Baku Ban Good Year, Setiap Tahun 2000 Ton Diekspor ke Luar Negeri

Karantina Lepaskan Komoditas Ekspor Karet, Ekspor Hingga ke Negara Eropa, Ini Nilainya

Nilai Ekspor Smarthome Router Produksi PT Sat Nusapersada Capai 3,7 Juta Dolar Amerika Serikat

Singapura Impor Hasil Pertanian dari Brastagi dan Diekspor ke Kepri, Begini Tanggapan Gubernur Kepri

Selain pertumbuhan ekspor yang tidak tercapai, Enggar juga menyampaikan bahwa neraca dagang Indonesia masih mengalami defisit.

Total defisit neraca dagang Indonesia tahun 2018 sebesar US$ 8,6 miliar.

Meski begitu, Enggar mengklaim besarnya impor terkait pertumbuhan industri di Indonesia.

Pasalnya impor Indonesia didominasi oleh bahan baku dan barang modal.

Guna menggenjot ekspor ke depan Indonesia akan mengupayakan terjalinnya perjanjian dagang.

Sebelumnya beberapa perjanjian dagang telah selesai seperti Chili, asosiasi persagangan bebas Eropa (EFTA), dan Australia.

"Negara Afrika, Mozambik, Korea, Tunisia, dan Bangladesh, jadi prioritas selesaikan negosiasi," terang Enggar.

Selain masalah ekspor, dua mandat presiden tahun lalu dinilai positif.

Enggar melaporkan stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pokok dilaksanakan dengan baik.

Salah satu buktinya terlihat dari hasil inflasi pada tahun 2018.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved