'Dakocan' Jadi Modus Baru PSK Untuk Tawarkan Jasa Kepada Para Pelanggan
Banyak cara bagi PSK untuk menggaet pria hidung belang untuk dijadikan pelanggan. Dagang Kopi Cantik alias Dakocan menjadi modus sejumlah Pekerja S
TRIBUNBATAM.id - Banyak cara bagi PSK untuk menggaet pria hidung belang untuk dijadikan pelanggan.
Dagang Kopi Cantik alias Dakocan menjadi modus sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk menawarkan layanan hubungan intim atau bercinta kepada pria hidung belang.
Dalam praktiknya, bisnis prostitusi berkedok Dakocan ini memasang tarif yang sangat terjangkau alias murah meriah.
Untuk sekali kencan, para PSK mematok harga cuma senilai Rp 50 ribu kepada pria hidung belang alias pelanggan di Denpasar, Bali.
Kasatpol PP Denpasar, Dewa Gede Anom Sayoga mengatakan lima wanita penghibur ini akan disidang tipiring di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
• TEREKAM CCTV - Culik Balita di Masjid Saat Ramai Orang, Pelaku Terlihat Tawarkan Makanan ke Korban
• Marko Simic Kembali ke Persija Jakarta, Silvio Escobar Terancam
• Setiap Dapat Like di Facebook, Wanita Ini Selalu di Hajar Sang Suami, Wajahnya Sulit Dikenali
• Download Lagu Religi DOA DMasiv feat Shakira Jasmine, Lagu Jelang Ramadhan, Ini Lirik Lagunya
Sayoga mengatakan banyak wanita penghibur di Denpasar.
Dalam menjalankan bisnis haram ini, para wanita tersebut berkedok Dagang Kopi Cantik (Dakocan).
"Kami angkat mereka dari lembah hitam ke posisi yang sebenarnya."
"Kami memberi ceramah agar mereka kembali ke peran wanita yang sebenarnya," kata Sayoga.
Satpol PP menggelar razia di lokasi tersebut usai mendapat keluhan dan pengaduan dari masyarakat.
Selain itu, daerah tersebut termasuk pemukiman padat.
• 6 Wanita Penghibur yang Kerap Dibooking Pesepakbola. Ada Bintang Film Panas Mantan Pacar Ronaldo
• Anang Hermansyah Marahi Ashanty, Bahkan Lapor ke Polisi. Begini Ceritanya
• Begini Nasib Mahasiswa Makassar Berani Tampar Provost Polisi yang Viral di Instagram dan Whatsapp
• Download Lagu MP3 Dont Know What To Do BLACKPINK, Termasuk Mini Album Kill This Love
Makanya Satpol PP rutin memantau kawasan tersebut.
Menurutnya, mayoritas wanita penghibur yang ditangkap berasal dari Jawa Timur (Jatim), khusunya dari Jember, dan Banyuwangi.
"Kami wajib ingatkan, dan kami tahu tidak ada seorang kelak saat dewasa bercita-cita jadi wanita penghibur."
"Kami tidak ke arah tindakan represif. Tapi, kami ke tindakan pembinaan untuk pencegahan," katanya.
