BATAM TERKINI
Belanja Obat 2019 Didanai Rp 26 Miliar, Tapi RSUD Sebut Obat Kosong, Ini Kata Anggota DPRD Batam
Anggota DPRD Kota Batam Udin P Sihaloho menyoroti persoalan kelangkaan obat di RSUD Embung Fatimah Batam mengingat dana obat yang tersedia cukup besar
Belanja Obat 2019 Didanai Rp 26 Miliar, Tapi RSUD Sebut Obat Kosong, Ini Kata Anggota DPRD Batam
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mengungkapkan, jumlah anggaran belanja obat-obatan dan barang habis pakai di RSUD Embung Fatimah selama 2019 ini senilai Rp 26.902.244.216,19.
Menurutnya angka ini bukanlah angka yang kecil untuk membeli obat-obatan di RSUD EF di sepanjang 2019 ini.
"Kalau di tahun anggaran baru seperti ini pun masih kurang obat, itu bukan rumah sakit tapi rumah pembantaian," kata Udin kepada Tribun, Rabu (1/5/2019) malam.
Diakuinya untuk anggaran obat-obatan itu sudah terkunci minimal 10 persen dari APBD untuk kesehatan.
Ia menilai tak akan mungkin kekurangan kalau hanya untuk pengadaan obat.
"Tak akan mungkin itu mustahil di bulan-bulan seperti ini bisa habis. Saya meragukan permasalahan lama di RSUD dengan tanda kutip dosa warisan itu belum terobati hingga saat ini sehingga mengganggu anggaran di tahun berjalan," paparnya.
• 7 Kutipan Populer Ki Hajar Dewantara yang Selalu Dikenang di Hari Pendidikan Nasional
• pemilu2019.kpu.go.id-Real Count KPU Pilpres 2019 Terbaru Data Masuk 61%, Cek Suara Jokowi vs Prabowo
• CATAT! Durasi Pemadaman 4 Jam, Ini Dia Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Batam Kamis 2 Mei 2019
• UPDATE Real Count KPU Kamis 2 Mei Jam 07.00 WIB, Data Masuk 61.01% Jokowi-Maruf Masih Unggul
Dampak pelayanan buruk di RSUD ini, kata dia, meskipun sama-sama pasien BPJS, masyarakat lebih cenderung memilih rumah sakit tipe C ketimbang RSUD yang sudah tipe B namun tidak memiliki pelayanan yang baik.
Ironisnya kasus kekosongan obat ini tak ada respon ataupun solusi dari Pemerintah Kota (Pemko) Batam sendiri.
"Ketika pasien membeli obat dari luar itu sudah mempersulit keluarga. Kenapa tak RSUD aja yang mempersiapkan. Kan mereka lebih tau resep obat yang dibutuhkan. Kalau keluarga yang beli nanti bisa salah resep. Takutnya, keluarga langsung berikan ke perawat, lalu perawat langsung berikan ke pasien ternyata salah resep, rumah sakit bertanggung jawab tak," katanya.
Ia menambahkan sejak awal April kemarin, warga juga sudah banyak yang melapor kepadanya. Padahal masih tahun anggaran baru. (tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)