Inspirasi
SOSOK Kepala Desa Junaidi, Sulap Desa Termiskin Jadi Desa Kaya Berpenghasilan Rp 12 Miliar
Dulu pendapatan Desa Punggok Rp 80 juta setahun. Setelah Kepala Desa Junaidi menjabat, pendapatan desa meningkat menjadi Rp 12 miliar
TRIBUNBATAM.ID - Junaidi Mulyono, Kepala Desa (Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah mendapat banyak pujian atas kinerjanya.
Kepala Desa Junaidi mampu mengubah desanya dari desa termiskin menjadi desa kaya dan mampu mensejahterakan rakyat desanya.
Kepala Desa Junaidi memiliki strategi sendiri dalam memajukan desanya yang sempat masuk dalam daftar desa termiskin di Provinsi Jawa Tengah.
Kepala desa yang sudah menjabat selama 13 tahun ini memiliki empat jurus andalan dalam upayanya membangun Desa Ponggok, yakni:
Pertama adalah tata ruang perencanaan yang matang,
Kemudian, mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
• Wisata Umbul Ponggok Klaten Manjakan Pecinta Selfie Dalam Air, Pernah Dipuji Jokowi
Ketiga, memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM), dan mengembangkan Ilmu pengetahuan dan teknologi di desanya.
Junaedi menjadi Kepala Desa Ponggok sejak tahun 2006.
Sebelum Junaidi menjabat, pendapatan Desa Ponggok Rp 80 juta per tahun.
Tapi setelah ia menjabat, pendapatan desa meningkat menjadi Rp120 juta per tahun, bahkan di tahun 2017 sudah mencapai Rp 12 miliar.
Prestasi Kepala Desa Junaidi ini turut diunggah kembali akun media sosial facebook @Miqdar Habib Ranum, pada 6 Mei 2019.
"Kini pendapatan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten sudah puluhan milyar (2016= 10M , 2017=12M). Tiap keluarga berani investasikan uangnya 5 juta per KK, PAUD dan tiap RW wajib investasi. Keuntungan yang diperoleh perbulan bisa mencapai 10%," tulis @Miqdar Habib Ranum.
Bahkan ada gebrakan baru yang dilakukan Kepala Desa Junaidi.
Setiap rumah per Kepala Keluarga (KK) wajib mencetak satu sarjana anak-anaknya dari bantuan kas desa.
"Desa Ponggok terus bergerak maju, meskipun pimpinan daerah terus kisruh, Junaedi menyatuni semua lansia yang ada di desa. Dan mewajibkan setiap satu rumah wajib mencetak satu sarjana dengan bantuan dari kas desa," jelasnya.
