Setiap Cuitan Donald Trump Hapus Keuntungan Pasar Saham Hingga US$ 13 Miliar
Pasar saham di seluruh dunia diguncang oleh cuitan Trump pada Minggu (5/5/2019) yang menyatakan akan menaikkan tarif barang-barang China
TRIBUNBATAM.ID - NEW YORK - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sering mengeluarkan kebijakan negara melalui Twitter.
Tetapi, seringkali cuitan Donald Trump sering membuat pergerakan pasar saham dan pasar uang global jumpalitan.
Padahal, sering juga cuitan Trump tersebut ternyata hanya gertak sambal yang tidak dilaksanakan kemudian.
Dalam pekan ini, Trump kembali membuat bursa berdarah-darah oleh cuitannya.
• Donald Trump Mengamuk. China Tiba-tiba Mundur dari Rancangan Kesepakatan Dagang yang Disusun
• Disebut Langgar Aturan dan Bisa Picu Polemik, Satpol PP Minta Spanduk Tolak Ex-Officio Dicopot
• Eggi Sudjana Tersangka Dugaan Makar, BPN Prabowo-Sandi: Tiap Protes ke Pemerintah Diarahkan ke Makar
Setidaknya, ada 102 kata cuitan Trump yang membuat keuntungan saham menguap sekitar US$ 1,3 miliar di pasar global pekan ini.
Mengutip Bloomberg, pasar saham di seluruh dunia diguncang oleh cuitan Trump pada Minggu (5/5/2019) yang menyatakan akan menaikkan tarif barang-barang China.
Tak hanya memicu kerugian di pasar modal, tetapi juga mendatangkan volatilitas dengan Cboe Volatility Index naik 50% dalam dua hari untuk menembus 20 untuk pertama kalinya sejak Januari.
Bahkan, meskipun delegasi China mengirimkan delegasi ke Washington untuk membahas rancangan dagang kedua negara, Jumat besok, Trump masih berkicau di media sosial.
Risiko seputar hubungan dagang antara AS-China yang sebelumnya sudah hilang dari perhatian investor hingga pekan lalu, akhirnya kembali datang.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasar saham mulai percaya dengan beberapa sentimen positif, seperti optimisme perundingan dagang yang berjalan baik, pernyataan bank sentral utama yang dovish dan laporan kinerja kuartal I-2019 emiten-emiten di AS yang lebih baik.
Kerry Craig, ahli strategi pasar global di JPMorgan Asset Management masih percaya kesepakatan perdagangan dapat dicapai meski akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
"Penarikan kembali di pasar disebabkan oleh betapa kuatnya rally di pasar saham dan investor mungkin sudah mencari alasan untuk profit taking," katanya.
Mengingat penurunan yang besar di pasar saham, beberapa investor jelas melakukan reposisi.
"Investor mengurangi portofolio mereka sebagai tindakan pencegahan," ujar Jeffrey Halley, analis pasar senior di Oanda Asia Pasifik.
Halley melihat jalan tengah untuk pasar dengan sentimen yang mendasari bahwa kesepakatan akan dilakukan dan hal itu dapat mengangkat ekspektasi pertumbuhan dan pendapatan. "Saya tidak akan meninggalkan pasar saham," ujar Craig.