Habibie Jumpa Jokowi. Ada Proposal Sampul Gambar Pesawat. Batam Jadi Pabrik Pesawat Mulai Terwujud?
Selain membahas kondisi bangsa pasca Pilpres 2019, ada hal menarik yang mencuat dari pertemuan Habibie dan Jokowi tersebut.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin

TRIBUNBATAM.id - Presiden RI ke-3 BJ Habibie bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).
Selain membahas kondisi bangsa pasca Pilpres 2019, ada hal menarik yang mencuat dari pertemuan Habibie dan Jokowi tersebut.
Dari foto yang ditampilkan dalam website Setkab terlihat Habibie dan Jokowi duduk berdua sambil tertawa.
Habibie mengenakan baju batik lengan panjang; sedangkan Jokowi mengenakan kameja putih lengan panjang.
Di atas pangkuan Habibie terdapat sebuah berkas tebal. Pada foto lain terlihat samar-samar sampul berkas itu bergambar pesawat terbang.
Lantas apa kaitan berkas bersampul pesawat terbang tersebut?
• Jokowi Ingin Sekali Bertemu Prabowo. Ini Tawaran Jokowi kepada Prabowo Jika Keduanya Bertemu Nanti
• Peluru Tajam dalam Aksi 22 Mei Jadi Viral Karena Ditemukan di Mobil Brimob. Polri Berikan Pengakuan
• Bersama Adik Prabowo, Sandiaga Tampil ke Publik Jelang BPN Ajukan Gugatan ke MK. Begini Pesannya
TRIBUNBATAM.id coba merunuti rencana besar Habibie terkait industri penerbangan di tanah air.
Habibie berkunjung ke Batam pada Senin, 29 April 2019 lalu. Dalam kunjungan itu dia menegaskan kembali mimpi awalnya untuk membangun industri dirgantara di Batam.
Batam akan dijadikan pusat produksi pesawat terbang sehingga dapat menjadi penghubung untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Saat pertama kali datang ke Batam, Bapak Pembangunan Batam ini sudah menyampaikan niatannya kepada Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew.
Dia ingin menjadikan Batam sebagai pusat industri dirgantara. Hal ini dipertegasnya saat datang lagi ke Batam.
"Saya datang kemari (Batam) bukan hanya untuk Pollux. Saya sudah putuskan untuk industri dirgantara pusatnya akan ada di Batam," kata Habibie, Senin (29/4/2019).
Untuk memproduksi pesawat terbang ini, Indonesia bisa bekerjasama dengan Singapura, atau Malaysia atau siapa saja sesuai kemampuannya.
"Kita tidak mungkin buat kereta api dari Sabang sampai Merauke. Karena 70 persen wilayah Indonesia lautan," ujarnya.
"Kita tidak mungkin buat kereta api dari Sabang sampai Merauke. Karena 70 persen wilayah Indonesia lautan," ujarnya.