Ketua DPP Demokrat Jujur: Karena Dukung Prabowo-Sandiaga, Dia Dibenci Orang Sekampung. Ini Ceritanya
Sebelumnya Jansen Sitindaon mengatakan Partai Demokrat tidak setuju kalau wakil presiden yang mendampingi Prabowo adalah Sandiaga uno.
TRIBUNBATAM.id - Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon kembali lagi berterus terang tentang dukungan dirinya dan partai politik yang dianutinya kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga.
Sebelumnya Jansen Sitindaon mengatakan Partai Demokrat menyatakan dukungan dengan menegaskan tidak setuju kalau wakil presiden yang mendampingi Prabowo adalah Sandiaga uno karena nilai jual Sandiaga belum kuat.
Kini Jansen Sitindaon mengaku lagi sempat habis-habisan mendukung pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga.
Atas dukungan yang dia berikan, Jansen Sitindaon bahkan mengaku sampai dibenci warga di kampung halamannya sendiri.
Tak hanya dibenci warga, Jansen Sitindao yang maju di Pemilihan Legislatif 2019 hanya mendapat 1.000 suara di kampung halamannya.
"Begini, begini saya ini juga ini kan ikut berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pak Prabowo," kata Jansen Sitindaon dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com.
• Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, Wilayah Tanjungpinang dan Bintan Diprediksi Turun Hujan
• Selingkuh, Pria Ini Habisi Istrinya Lalu Bunuh Diri: Daripada Sakit Hati Mending Kamu Mati, Aku Mati
• SBMPTN 2019 - Link Pendaftaran, Syarat, Tahapan, dan Berkas yang Harus Disiapkan
• SBMPTN 2019 Dibuka Senin (10/6) Ini, Ini Link, Syarat, Tahapan, dan Berkas yang Harus Disiapkan
Curahan hati soal kampung halaman itu, diungkapkan Jansen Sitindaon saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne, Sabtu (8/6/2019).
Mulanya, Jansen Sitindaon menjawab pertanyaan soal Demokrat yang dikabarkan keluar dari Koalisi Adil Makmur.
"Mungkin nanti Bang Ray (Rangkuti) yang bisa secara terang benderang menjelaskan itu, karena istilah keluar itu kan penjelasannya itu agak sulit kalau kita lihat timeline Pemilu itu," jawab Jansen Sitindaon dikutip TribunJakarta.com dari YouTube tvOne, pada Minggu (9/6/2019).
"Begini karena ujung dari Pemilu itu kan tanggal 22 kemarin, tanggal 21 lebih tepatnya karena hasil rapat pleno Pileg dan Pilpres itu kan diputuskan KPU dini hari itu kan, apakah pasca tanggal 21 itu bangunan koalisi itu sudah selesai atau belum begitu ataukah masih ada kan begitu, mungkin Bang Ray itu sebagai pengamat Pemilu bisa menjelaskan itu," tambahnya.
Jansen Sitindaon menegaskan masih fokus pada proses Pemilu yakni megajukan gugatan Partai Demokrat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Tetapi yang pasti begini yang saya pahami itu Pemilu itu tidak seperti kita buat pesta, selesai pesta selesai acara panitia itu membuat lagi panitia pembubaran gitu lah, panitia pembubaran koalisi saya belum pernah tahu itu dalam sejarah Pemilu kita ada panitia yang khusus dibuat khusus membubarkan koalisi begitu," ujar Jansen Sitindaon.
"Tapi yang kami pahami per saat ini Partai Demokrat juga masih ikut satu lagi tahapan pemilu kita di MK." tambahnya.
Jansen Sitindaon menjelaskan Demokrat mengajukan 77 gugatan ke MK terkait hasil Pileg 2019.
"Partai di MK saat ini mengajukan 77 gugatan terkait hasil Pileg, artinya per saat ini fokus Demokrat masih di Pemilu, tapi di Pileg," kata Jansen Sitindaon.
