Pengamat Politik Nilai Demokrat Gabung ke Kubu Prabowo - Sandiaga Hanya Untuk Tujuan Ini
Posisi Partai Demokrat di kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga menjadi sorotan publik.
TRIBUNBATAM.id - Posisi Partai Demokrat di kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga menjadi sorotan publik.
Bahkan pengamat politik pun membedah kehadiran Partai Demokrat dari sudut pandang ilmu politik.
Pengamat politik Adi Prayitno misalnya memberikan tanggapan terkait munculnya kabar bahwa Partai Demokrat menginginkan agar koalisi segera dibubarkan.
Diberitakan Acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Minggu (9/6/2019), Adi menilai bahwa Demokrat bergabung ke koalisi 02, koalisi pengusung Prabowo - Sandiaga hanya karena kewajiban hukum saja.
"Demokrat gabung ke koalisi 02 ini kan sebatas untuk menggugurkan kewajiban hukum," kata Adi, dikutip TribunWow.com dari saluran YouTube Talkshow tvOne.
• Juru Bicara BPN Prabowo - Sandiaga: Kader Demokrat Terlalu Baperan
• Penyerang Persija Jakarta Bambang Pamungkas Rayakan Ulang Tahun, Ini Kejutan dari Dua Kawannya
• Saat Jenguk Putrinya, Ayah Vanessa Angel Bawa Dua Benda Ini, Sederhana tapi Mengharukan
• Hadapi Gugatan BPN Prabowo - Sandiaga, Ketua KPU RI Sudah Siapkan Semua Saksi

Adi menjelaskan, hal tersebut disampaikannya karena melihat bagaimana posisi Demokrat selama penyelenggaraan Pilpres 2019 ini.
"Karena khittah politik Demokrat ini di tengah. Dia tidak mau ke Jokowi, juga tidak mau ke Prabowo," ungkap Adi.
Adi lantas memaparkan, gabungnya Demokrat ke koalisi ini dikarenakan adanya Undang-Undang Pemilu tahun 2019 yang memaksa semua partai politik, termasuk Demokrat, harus mendukung satu pasangan calon.
"Ini yang kemudian dalam perjalanannya, Demokrat memang agak setengah hati main di dua kaki, bahkan sering menjadi onak dan duri di dalam koalisi 02," ujar Adi.
Adi lantas menyinggung sejumlah pernyataan seorang kader Demokrat, Andi Arief, yang kerap kali kontroversial.
"Statement-statement Andi Arief jelas, mulai dari jenderal kardus, kontroversi, setan gundul, dan semacamnya adalah statement-statement yang menurut saya sejak awal memang Demokrat nggak terlampau happy dalam koalisi 02," beber dia.
"Padahal prasyarat utama dalam koalisi adalah soal membangun chemistry dan rasa nyaman," sambung Adi.
Adi lantas membandingkan sikap Demokrat dengan sikap PKS.
"Kita cek bagaimana loyalitas PKS terhadap Gerindra dan Prabowo. Apapun yang dilakukan oleh Gerindra dan Prabowo, pokoknya PKS sami'na wa atho'na," kata Adi.
"Beda cerita dengan Demokrat," lanjutnya.