Bukan Kivlan Zein, Sosok Ini Berperan Lebih Besar dalam Rencana Pembunuhan Empat Tokoh, Siapa Dia?
Dikutip dari Tribunnews.com, Habil Marati diketahui lahir di Raha, Sulawesi Tenggara pada 7 November 1962.
TRIBUNBATAM.id - Di tengah publik menaruh perhatian pada upaya polisi mengungkap dalam kerusuhan 21 - 21 Mei pada beberapa lokasi di Jakarta, nama Habil Marati (HM) tengah mendadak muncul.
Nama Habil Marati bahkan begitu ramai diperbicangkan setelah ditetapkan sebagai tersangka penyumbang dana dalam kasus rencana pembunuhan 4 jenderal di kerusuhan 21-22 Mei 2019.
Dikutip dari Tribunnews.com, Habil Marati diketahui lahir di Raha, Sulawesi Tenggara pada 7 November 1962.
Lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 juga pernah melanjutkan pendidikan di Magister Manajemen Universitas Sumut 2003.
Habil Marati juga merupakan politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Dia sempat jadi anggota Komisi XI DPR dari fraksi PPP.
• KPU RI Masukkan Berkas Jawaban ke MK, Komisoner KPU: Semua Sudah Kami Jawab di Sini
• Soal Tim Mawar, Begini Komentar Menhan Ryamizard Ryacudu
• Pelatih Persib Bandung Beri Latihan Berat kepada Anak Asuhannya, Alasannya? Lawan Musuh Bebuyutan?
• Kepada Irfansyah, Pria Suruhan Kivlan Zein untuk Bunuh Dirinya, Yunarto Wijaya Bicara Begini
Dalam Pilpres 2019, Habil Marati digadang menjadi pendukung Prabowo Subianto.
Habil Marati juga pernah dipercaya PSSI sebagai manajer Timnas Indonesia sejak Agustus 2012 hingga 5 Desember 2012 (4 bulan).
Kini dirinya tersandung kasus dugaan membawa, menyimpan, menguasai, dan menyembunyikan senjata api tanpa izin dengan motif pemufakatan jahat untuk melakukan perencanaan pembunuhan.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/6/2019), Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi menuturkan Habil Marati telah ditangkap bersama dengan delapan tersangka lainnya.
"Tersangka ke delapan yang kami amankan adalah saudara HM," ungkap Wadir saat konferensi pers di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).
Habil Marati disebutkan berperan memberikan sejumlah uang untuk membeli senjata kepada tersangka lain yaitu Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen (Purn) Kivlan Zen.
Senjata tersebut diduga akan digunakan dalam melancarkan aksi rencana pembunuhan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere, dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
"Memberikan uang sebesar Rp 150 juta kepada tersangka KZ untuk pembelian senjata api," kata Ade.
Peran HM lainnya adalah memberikan uang sebesar Rp 60 juta kepada tersangka lain sebagai biaya operasional pembelian senjata.
