Orang Jawa Rayakan Lebaran Ketupat Dirayakan Seminggu Setelah Idul Fitri, Ini Sejarah dan Maknanya

Lebaran ketupat bagi orang Jawa dirayakan seminggu setelah hari Raya Idul Fitri.

iStockphoto/Novian Fazli
Tips membuat ketupat 

TRIBUNBATAM.id - Lebaran ketupat bagi orang Jawa dirayakan seminggu setelah hari Raya Idul Fitri.

Berbeda dengan daerah lain, tradisi orang Jawa ketupat baru ada setelah seminggu Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat biasanya disajikan dengan dipadukan bersama makanan lain, seperti sayur lodeh, opor dan sambal goreng kentang.

Dilansir dari Tribun Jateng artikel 'Makna Lebaran Ketupat Bagi Orang Jawa', secara filosofi dalam bahasa Jawa, kata 'ketupat' atau 'kupat' artinya 'mengaku lepat' (mengakui kesalahan) dan 'laku papat' (empat tindakan).

Prosesi ini identik dengan acara sungkeman anak ke orang tua, yang menandakan permohonan maaf anak dan bukti bahwa anak menghormati orang tua.

Permohonan maaf juga diajukan kepada kerabat serta tetangga. 

Simbol permohonan maaf itu dilakukan dengan membawa ketupat sebagai simbol memaafkan dan mengikhlaskan.

Oleh karenanya, jika berkunjung ke rumah keluarga, kerabat, dan tetangga dengan membawa ketupat diharapkan permohonan maaf dapat diterima.

Sugito (36), salah satu penjual ketupat di Jalan HR Abdul Fatah Tulungagung.
Sugito (36), salah satu penjual ketupat di Jalan HR Abdul Fatah Tulungagung. (surya/david yohanes)

Sejarah Lebaran Ketupat

Dilansir dari Kompas.com artikel 'Makna di Balik Ketupat yang Berbentuk Persegi Empat', menurut sejarawan dari Universitas Padjajaran Bandung, Fadly Rahman, bentuk ketupat yang persegi empat berkaitan dengan bahasa Austronesia.

"Kupat kalau dalam bahasa Austronesia turunan dari kata 'epat' yang artinya empat. Kalau kita melihat ketupat, bentuknya persegi dan memiliki empat sudut," kata Fadly.

Jika diamati dengan seksama, bentuk ketupat memang persegi panjang meski telah mengalami berbagai modifikasi.

Bukan tanpa alasan, bentuk persegi empat ternyata memiliki makna lain. Menurut Fadly, bila mengacu pada pra-Islam, bentuk empat sisi atau sudut ketupat berhubungan dengan empat penjuru mata angin.

Pada masa Islam, Sunan Kalijaga memberikan sentuhan makna lain. Empat sisi ketupat direpresentasikan dengan Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan, yang berhubungan dengan sikap manusia.

Lebaran artinya pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain. Sedangkan Luberan berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.

Leburan berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun. Adapun, Laburan yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved