KARIMUN TERKINI
Dibuka 1 sampai 5 Juli 2019, Berikut Persyaratan Penerimaan Peserta Didik Baru di Karimun
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat telah dirilis Dinas Pendidikan Karimun
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat telah dirilis Dinas Pendidikan Karimun.
Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim ketika dihubungi Tribun Batam mengatakan, PPDB SD dan SMP akan serentak dibuka pada 1-5 Juli 2019.
"PPDB kita buka serentak untuk SD dan SMP pada tanggal 1 hingga 5 Juli 2019," kata Bakri Hasyim, Senin (16/6).
Bakri mengaku optimistis semua siswa khususnya SMP dapat tertampung.
Sementara SD, Bakri mengatakan masih menunggu hasil ujian sekolah yang saat ini berlangsung.
"Untuk SMP, kita optimistis semua dapat bersekolah, sementara SD masih menunggu," kata Bakri.
Optimistis Bakri itu setelah pihaknya melakukan pemetaan siswa berdasarkan zonasi. Pemetaan tersebut juga meliputi sekolah-sekolah swasta.
"Kalau zonasi khusus untuk sekolah negeri juga tapi kalau pemetaan semuanya, termasuk sekolah swasta juga," kata Bakri.
Bakri mengaku pihaknya sudah mengantongi nama-nama calon siswa yang akan masuk SMP.
Sehingga orangtua tidak perlu khawatir lagi, anaknya tidak akan keterima.
Nama-nama calon siswa baru tersebut juga sudah dilimpahkan Dinas Pendidikan Karimun ke masing-masing sekolah, sehingga mempercepat proses penerimaan.
Orangtua cukup menunjukkan domisili sesuai kartu keluarga (KK), Bakri optimistis tidak akan melenceng.
"Nama-nama anak yang masuk SMP 1 Karimun, misalnya, kita sudah kantongi berdasarkan hasil pemetaan siswa berdasarkan zonasi itu. Syaratnya, nanti pas mendaftar, orangtua cukup tunjukkan KK. Panitia PPDB di sekolah tinggal mencocokan saja," katanya.
Bakri juga mengatakan, pihaknya juga tidak akan melakukan penambahan kelas jika terjadi kelebihan kuota di sebuah sekolah. Hal itu sudah larangan dari pemerintah.
"Malah kami akan terkena sanksi jika menambah kelas karna biasanya kelas yang ditambah itu tidak representatif, seperti belajar di perpustakaan," katanya.