Terkait Hasil Pemeriksaanya Kembali oleh Polisi di KPK, Begini Tanggapan Novel Baswedan

saya sudah memberikan keterangan dan ternyata hal-hal yang ditanyakan kan tidak menunjukkan ada perkembangan yang baru. Bahkan hampir semua keterangan

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Novel Baswedan 

TRIBUNBATAM.id - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai, tidak ada kemajuan yang tampak terkait pengungkapan perkara kasus penyerangan air keras yang menimpanya.

"Sebagaimana sesuai permintaan, saya sudah memberikan keterangan dan ternyata hal-hal yang ditanyakan kan tidak menunjukkan ada perkembangan yang baru. Bahkan hampir semua keterangan yang saya sampaikan sama dengan pemeriksaan sebelumnya," tutur Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, dikutip dari Kompas.com, Kamis (20/6/2019).

Menurut Novel Baswedan, dirinya juga berpengalaman menjadi seorang penyidik.

Pola yang dilakukan Polda Metro Jaya dan tim gabungan dalam menangani kasusnya terbilang aneh dan malah membuat pusing pengungkapan kasus.

Apalagi dalam proses pembuktian, penyidik dan tim gabungan malah tidak fokus dalam satu masalah.

Live Score Hasil Uruguay vs Jepang Copa America 2019,  Pantau di HP Live KVision TV Pagi Ini

Naman Jaswar Koto Mencuat dan Banyak Dicari Netizen di Google Usai Jadi Saksi Prabowo-Sandi di MK 

Sikapi Kesaksian Keponakannya di Sidang MK, Mahfud MD  Soroti 3 Hal Ini

Agar Semua Calon Siswa Tertampung, Pemko Batam Tambah 1 Sekolah dan Ruang Belajar

Mereka terkesan berupaya menggabungkan puluhan perkara yang Novel tangani selama mengejar kasus-kasus di KPK, untuk menemukan motif penyerangan.

"Oleh karena itu, ketika siapapun pihak yang mengatakan bahwa menginginkan saya ceritakan soal motif, latar belakang, siapa oknum di belakang itu, dan lain-lain, saya selalu katakan lebih baik tangkap dulu pelaku lapangannya. Bukankah buktinya harusnya ada," ucap Novel.

"Tapi ketika pelaku lapangan tidak ditangkap bicara motif, saya balik bertanya, dengan motif kalau saya sampaikan dan lain-lain, bukti, soal motif, apakah itu bisa membuktikan pelaku lapangan? Jawabannya pasti tidak," tambah mantan polisitersebut.

Terlebih, jika pengejaran dimulai dari motif dan bukti-bukti yang berasal dari Novel, pelaku justru dapat dengan mudah mengelak.

Sebab itu, bukti di lapangan menjadi lebih penting untuk digunakan sebagai petunjuk pengejaran pelaku.

"Saya terus terang prihatin ketika bukti-bukti pentingnya menjadi tidak jelas. Yang seharusnya bukti-bukti penting itu menjadi indikator paling kuat untuk bisa menangkap pelaku lapangan, tentunya apabila itu terjadi itu adalah hal yang buruk sekali," kata Novel Baswedan.

Pada 11 April 2017, seusai melaksanakan shalat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Keluhan Bisa Disampaikan via Email, BP Batam Buka Ruang Komunikasi dengan Pengusaha

Pembahasan Perka No 10 Oleh BP Batam Selama Ini Tidak Pernah Libatkan BC Batam

Saat Silahturahmi Idul Fitri, Oknum Polisi Perwira Menengah Ini Cabuli Pelajar SMP

Oknum Jaksa Selingkuh dengan Bidan, Warga Geruduk Kantor Kejari Bone, Kejati Periksa Kasi Pidsus

Cairan itu mengenai wajah Novel.

Kejadian tersebut berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.

Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.

Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya.

Ia harus beberapa kali bepergian dari Indonesia ke Singapura untuk menjalani pengobatan.

Selama dua tahun, kasus ini belum tuntas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Novel Baswedan Kecewa Tidak Ada Perkembangan Kasusnya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved