Trump Sesumbar Perang AS vs Iran Tak Akan Lama, Iran Membalas: Kami Tak Mau Permalukan AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sesumbar bahwa mereka bisa melenyapkan Iran dalam waktu cepat jika terjadi perang AS vs Iran.
TRIBUNBATAM.ID, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sesumbar bahwa mereka bisa melenyapkan Iran dalam waktu cepat jika terjadi perang AS vs Iran.
Donald Trump memperingatkan mereka bisa melakukan balasan sangat keras jika Iran melancarkan serangan.
Seperti biasa, Trump menebarkan ancaman itu melalui akun Twitternya, Selasa (25/6/2019).
Trump menyebut para pemimpin Iran tidak memahami kata "kasih sayang" serta "kebanggaan", dan hanya paham "kekuatan".
• Irak Isyaratkan Tak Bantu AS Jika Perang dengan Iran: Kami Sudah Lelah Berperang Empat Dekade
• Tak Terima Drone RQ-4A Global Hawk-nya Ditembak Iran, Donald Trump Perintahkan Serangan Siber
• Irak Isyaratkan Tak Bantu AS Jika Perang dengan Iran: Kami Sudah Lelah Berperang Empat Dekade
Dia menyebut rakyat Iran menderita karena para pemimpinnya hanya menghabiskan uang untuk mendanai terorisme dan tidak di sektor kehidupan lainnya.
Seperti diwartakan Sky News, Trump mengomentari ucapan Presiden Iran Hassan Rouhani yang mengejek Gedung Putih "menderita keterbelakangan mental".
• Presiden Iran Sebut Trump Keterbelakangan Mental, Ingin Negosiasi Tapi Keluarkan Sanksi Baru
"Pernyataan Iran yang sangat menghina dan terkesan mengacuhkan ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak memahami kenyataan yang terjadi," kata Trump.
"Setiap serangan terhadap orang Amerika bakal dibalas dengan pasukan yang dahsyat. Dengan kata lain, dahsyat berarti lenyap. Tidak akan ada lagi John Kerry dan Obama!" lanjutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Rouhani menyebut Trump "keterbelakangan mental" karena selalu berbohong.
Di satu sisi, kata Rouhani, Trump menawarkan negosiasi dan diplomasi, tetapi pada saat yangf sama mengeluarkan sanksi, memblokir seluruh aset pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan sejumlah pejabat lain, Senin lalu.
Rouhani menyatakan sanksi yang dijatuhkan Washington kepada Khamenei sebagai aksi yang "keterlaluan sekaligus idiot", dan sekaligus sia-sia.
Kementerian Luar Negeri Iran melalui juru bicara Abbas Mousavi menuturkan pemberian sanksi itu membuat AS sudah menutup "jalur diplomasi" di antara mereka.
Trump membalas, awalnya sanksi itu dijatuhkan sebagai balasan setelah drone pengintai mereka ditembak pasukan Garda Revolusi Iran di Selat Hormuz pekan lalu.
Namun setelah itu dia mengklarifikasi dan menegaskan sanksi itu dijatuhkan karena berbagai perkembangan situasi kawasan terlepas dari jatuhnya drone Global Hawk itu.
Iran mengklaim drone AS itu dijatuhkan karena melanggar kawasan udara mereka dan didukung Rusia. Sementara AS menyanggah dan menyatakan drone itu jatuh di perairan internasional.