Kebakaran Lahan Dominasi Kasus Kebakaran di Bintan, Wendi: Banyak Warga Buka Lahan
Kebakaran di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri hampir mencapai 100 kasus selama beberapa bulan terakhir.
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Thom Limahekin
tribunbatam.id/alfandi simamora
Petugas Damkar Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri sedang memadamkan api yang membakar lahan kosong di wilayah Bintan, Rabu (3/7/2019).
TRIBUNBINTAN.id,BINTAN - Kebakaran di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri hampir mencapai 100 kasus selama beberapa bulan terakhir.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar di tiga kecamatan yang berada di Kabupaten Bintan mencatat kasus kebakaran yang ditangani selama tiga bulan terakhir di 2019 mencapai 98 kasus.
Kepala UPT Damkar Khusus Kecamatan Gunung Kijang, Teluk Bintan dan Toapaya, Wendi menuturkan, kebakaran yang mencapai 98 kasus ini ditangani selama Januari hingga Maret 2019.
"Sedangkan di bulan April hingga Juli saat ini belum ada kasus kebakaran yang ditangani," terang Wendi kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (03/7/2019).
Wendi juga menyebutkan, dari 98 kasus kebakaran yang ditangani, rata-rata merupakan kebakaran hutan.

• Video-Pemko Batam Siapkan Aplikasi Untuk Pantau Kinerja RT/RW
• Di Tangan Bupati Apri Sujadi, Semua Tenaga Non-ASN Dapat Jaminan Sosial
• Video - Jadwal Pekan ke-6 Liga 1 2019, Persija Jakarta vs PSS Sleman Live Indosiar Jam 15.30 WIB

Kebakaran hutan mencapai 90 persen tersebar di sejumlah titik di Kecamatan Gunung Kijang, Teluk Bintan dan Toapaya.
"Rata-rata paling banyak kebakaran hutan, dan itu sangat disayangkan," ucap Wendi.
Wendi juga menyampaikan, kasus kebakaran hutan yang ditangani selama tiga bulan terakhir, paling banyak di bulan Februari.
Saat itu merupakan musim kemarau panjang sehingga sejumlah hutan pun terbakar di beberapa titik.
Tapi yang paling disayangkan kebakaran hutan juga ada yang disebabkan oleh ulah manusia.
Kebakaran itu misalnya terjadi karena awalnya warga membakar sampah dan hingga merambat tanpa diawasi.
Namun, ada juga kebakaran yang memang sengaja dibakar untuk membuka lahan.
"Sungguh sangat disayangkan.
Sebab kita terbilang saat itu kewalahan melakukan pemadaman di beberapa titik.
Walaupun memang dapat diatasi," keluh Wendi.
Dari kejadian itu, Wendi mengingatkan masyarakat agar tidak membakar hutan demi kepentingan membuka lahan.
Selain itu, warga juga diminta untuk tidak membakar sampah sembarangan.
Jikalaupun ingin membakar sampah, warga diminta untuk memperhatikan sampai api benar-benar padam.
"Tetapi kalau bisa masyarakat tidak usah membakar sampah, cukup dengan membuang sampah pada tempatnya," tutur Wendi.
Wendi juga berharap agar masyarakat bisa bekerja sama dengan petugas Damkar untuk ikut serta menjaga hutan agar tidak terbakar.
Kebakaran akan rentan terjadi pada bulan Juli karena cuaca panas sudah mulai menerpa wilayah Bintan.
"Mari kita jaga bersama-sama hutan kita yang ada di Bintan agar tidak terbakar lagi seperti tiga bulan yang lewar. Kalau bukan dari kita yang menjaga siapa lagi," tutup Wendi. (tribunbatam.id/alfandi simamora)