KILAS SEJARAH
Kisah 9 Perwira Muda Kopassus Diterjunkan Hadapi Pemberontak Meski Baru Lulus Pendidikan
Pengalaman 9 Perwira Muda Kopassus Diterjunkan Hadapi Pemberontak Meski Baru Lulus Pendidikan
Seperti kisah para perwira muda ini.
Meski baru lulus pendidikan para komando, sudah menjadi tradisi di Kopassus para prajurit muda itu diberi kesempatan menimba pengalaman tugas langsung di medan operasi.
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, tradisi ini pernah dialami sembilan perwira muda yang baru menyelesaikan pendidikan di Pusat Pendidikan Kopassandha (sekarang Kopassus) di Batujajar, Jawa Barat.
Tak tanggung-tanggung, sembilan perwira muda Kopassus ini ditugaskan menghadapi pemberontak di Kalimantan kala itu.
• Sedang Asyik Nongkrong, Pria Diduga Penadah Motor Curian Diamankan Polisi Polsek Batuaji Batam
• Sosok Alta Gunawan Keturunan WNI Wanita Pertama Paspampres Pengawal Presiden Trump, Ini Foto-fotonya
• Tidak Merokok & Tak Minum Alkohol Sutopo Bingung Idap Kanker, Ini Penyebab Non Perokok Kena Kanker
• Video Cuplikan Gol dan Highlight Amerika Serikat vs Belanda Final Piala Dunia 2019, AS Juara

Selanjutnya mereka akan bergabung dengan Yonif 515 yang bermarkas induk di Jember, Jawa Timur.
Para remaja itu akan memulai tugas pertempuran sebagai komandan pleton pada pasukan infantri.
Sementara itu lima orang perwira remaja lainnya, masing-masing Lettu Inf Torang Tobing, Lettu Inf Niko Tumatar, Lettu Inf Edward Simbolon, Letda Inf Istiarto dan Lettu Johanes Bambang, akan ditempatkan di hutan dekat desa Paloh mereka bergabung dengan Satgas-42
Pada tanggal 5 Desember 1972 pagi hari, pesawat C-47 Dakota Skadron-2 / Angkut Ringan AURI bertolak dari Pangkalan Udara (Lanud) Supadio, Pontianak, menuju hutan di Sektor Barat Kalimantan Barat dekat daerah perbatasan.
Mengingat hutan di daerah itu masih terdapat aktivitas gerombolan komunis Serawak, maka Komandan Satgas 42/Kopassandha Mayor Sintong Pandjaitan memerintahkan agar disediakan pasukan pengamanan.
Sintong mengatakan bahwa terjun tempur di hutan, akan berkesan bagi para remaja.
"Tapi jika mereka ada yang mati, aku yang bertanggung jawab," kata Sintong

Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro.
Sintong Pandjaitan memimpin penerjunan sebanyak 200 orang prajurit baret merah.
Dan untunglah sembilan perwira muda yang ikut terjun saat itu mendarat dengan selamat.
Penduduk di kampung-kampung yang menyaksikan penerjunan itu terkagum-kagum dengan aksi penerjunan pasukan Kopassus.
Berkat pengalaman terjun tempur di hutan Kalimantan Barat, kesembilan perwira remaja mendapat 'Bintang Merah' pada sayap terjun di dada kiri mereka.
Dalam perkembangan selanjutnya, keempat remaja yang ditugaskan selama lima bulan sebagai komandan peleton pada Yonif 515 kemudian, ditarik ke Mako Satgas-42 di Paloh.
Letda Subagyo HS dan Letda Muchdi PR diangkat menjadi Komandan Tim pasukan Baret Merah untuk memimpim pasukan para komando seperti yang dibutuhkan Sintong dalam Operasi Kilat tugas tempur di Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Sering diterjunkan dalam misi-misi yang berbahaya, membuat banyak orang bertanya-tanya seperti apa latihan para prajurit kopassus?