CERITA MILITER
Kisah Perwira Jujur di Kopassus Namun Tak Pernah Jadi Panglima TNI, Disegani Hendropriyono
Tim Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) yang saat ini bernama Kopassus dipimpin oleh Hendropriyono memburu pemberontak yang menembak mati anggo
TRIBUNBATAM.id - Kata orang bijak, tidak selamanya memiliki sederet prestasi itu bisa menjadi pucuk pimpinan di jajaran TNI.
Ada sederet perwira terbaik di TNI yang nasibnya kurang mujur.
Para perwira terbaik itu tak pernah menjadi Panglima TNI.
Satu di antaranya adalah Letjen (Purn) Sintong Panjaitan.
Sintong merupakan satu diantara prajurit terbaik Kopassus.
Sintong Panjaitan sangat disegani kawan dan ditakuti lawan.
Jenderal Hendropriyono sangat mengagumi sosok Sintong Panjaitan.
Hendropriyono pernah menjadi anak buah Sintong Panjaitan di Kopassus.
Ada kisah menarik antara Hendropriyono dengan Sintong Panjaitan ketika masih sama-sama aktif di Kopassus.
• Saat BJ Habibie Geram Digertak Soal Kasus Timor-Timur, Dubes Asing Sampai Diam Tak Bisa Bicara
• Rekomendasi 6 Tempat Wisata Untuk Pecinta Seni dari Singapore Pop Artist
• Viral Pria Pakai 15 Baju Sekaligus, Tolak Bayar Bagasi Pesawat
• Kisah Pendaki Tewas di Gunung Sebelum Thoriq, Mayat Tak Dikenal di Lawu
Satu diantara kisah heroik Kopassus yakni kisah tim Kopassus yang dipimpin Hendropriyono dikepung musuh saat mencari kelompok yang menembak anggota Kopassus.
Kisah ini terjadi saat operasi menumpas pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS), Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) yang berhaluan komunis.
Tim Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) yang saat ini bernama Kopassus dipimpin oleh Hendropriyono memburu pemberontak yang menembak mati anggota Kopassus.
Hendropriyono ditugaskan oleh Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.
Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro
Kisah ini Tribunjambi.com nukil dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto yang diterbitkan oleh penerbit Kompas.