Proyek Ambisius, Pengusaha UEA Ini Ingin Tarik Gunung Es di Antartika ke Teluk Arab
Pengusaha asal Uni Emirat Arab (UEA), tengah mengerjakan proyek ambisius pada gunung es raksasa di Antartika.
TRIBUNBATAM.id - Pengusaha asal Uni Emirat Arab (UEA), tengah mengerjakan proyek ambisius pada gunung es raksasa di Antartika.
Melansir Euronews via Odditycentral.com (9/7/2019), pengusaha Abdulla Alshehi ingin menarik gunung es tersebut ke teluk arab untuk menyediakan air minum segar bagi UAE.
Seperti yang kita tahu, UEA beriklim kering sehingga tidak memiliki terlalu banyak pilihan dalam hal sumber air.
Negara-negara Arab sangat bergantung pada air desalinasi, yang tidak hanya mahal untuk diperoleh tetapi juga sangat berbahaya bagi lingkungan.
Tetapi Abdulla berpikir, dia mungkin telah menemukan alternatif yang jauh lebih baik, meski sangat tidak lazim.
Selama enam tahun terakhir, dia telah memgerjakan rencana untuk menarik gunung es 2km x 500m dari Antartika, menggunakan teknologi modern untuk menariknya 5.500 mil ke Teluk Arab.
• BMW Seri 3 G20 Resmi Diperkenalkan, Ini Fitur Terbarunya
• Ultah Kedua, Wuling Luncurkan Almaz 7-seater dan Fitur WIND
• PT Pelni Buka Lowongan Kerja, Catet Posisi yang Dibutuhkan
• Tiket Pesawat LCC Mulai Turun 50% Hari Ini (11/7), Yuk Cek Perbedaannya
Blok es terapung itu tidak hanya akan menyediakan air minum bagi jutaan orang, tetapi juga menentukan perubahan cuaca positif di wilayah tersebut.
“Akan lebih murah untuk membawa gunung es ini dan menggunakannya untuk air tawar daripada menggunakan air desalinasi,” kata Alshehi kepada Euronews.
"Pabrik desalinasi membutuhkan investasi modal dalam jumlah besar," tambahnya.
Meski terlihat 'gila', gagasan untuk menarik gunung es dari Antartika ke Timur Tengah seperti ini telah dimulai pada tahun 1975.
Ketika itu, para ilmuwan Prancis mengusulkannya sebagai solusi untuk kekurangan air minum Arab Saudi.
Namun rencana tersebut gagal dua tahun kemudian, karena teknologi yang masih sulit.

Teknologi yang digunakan adalah menarik gunung es raksasa dari Pulau Heard, dekat Kutub Selatan, dan mendereknya selama ribuan mil menggunakan sabuk logam yang dirancang untuk mencegahnya dari keruntuhan selama perjalanan panjang.
Abdulla memperkirakan, perjalanan tersebut memakan waktu selama 10 bulan dan sekitar 30 persen massa es akan hilang.
Tantangan terbesarnya adalah, mencegah gunung es agar tidak melelh dengan cepat di air hangat, namun Abdulla berpikir akan dapat mengatasinya.