Banyak Berita Positif, Rupiah Makin Perkasa di Bawah 14.000 per Dolar AS
Perdagangan rupiah di Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) menguat 0,82% ke Rp 13.970 per dolar AS. Di pasar spot menguat ke Rp 13.920
TRIBUNBATAM.ID, JAKARTA - Sepekan terakhir, Indonesia banjir berita positif yang berdampak besar pada penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Bahkan, setelah pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto, Sabtu, disusul pidato Visi Indonesia yang disampaikan Joko Widodo untuk lima tahun ke depan, langsung membuat rupiah perkasa.
Pada perdagangan Senin (15/7/2019), rupiah bahkan menembus angka psikologis di bawah 14.000 per dolar.
Perdagangan rupiah di Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) menguat 0,82% ke Rp 13.970 per dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot menguat 0,63% ke Rp 13.920 per dolar AS.
• Menteri Susi Hanya Tersenyum Ketika Ditanya Apakah Akan Kembali Menjabat Sebagai Menteri Jokowi
• Pilot Senior Malaysia Airlines Mundur Agar Bisa Bergabung dengan 2 Putrinya di AirAsia
• Banggar DPR Pangkas Subsidi, Harga Solar Diperkirakan Naik
Ini adalah level terkuat rupiah sejak Februari lalu. Analis HFX Internasional Berjangka, Ady Phangestu menilai, jika dilihat dari sisi teknikal, pelemahan rupiah bisa terjadi dalam waktu dekat.
"Pelemahan rupiah bisa terjadi, hanya mungkin butuh waktu sekitar sepekan menuju level Rp 14.000 per dollar AS, Rp 14.100 per dollar AS, dengan tahanan lanjutan ke level Rp 14.200 per dollar AS," kata Ady kepada Kontan.co.id, Senin (15/7).
Menurut Ady, berbagai sentimen fundamental masih akan menggerakkan kurs rupiah terhadap dollar AS.
Seperti pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve Jerome Powell dini hari nanti.
Powell akan memberikan pernyataan mengenai pandangannya terhadap kondisi perbankan di Negeri Paman Sam tersebut.
Ditambah lagi, kondisi perekonomian global masih dalam roda perlambatan.
Sehingga, untuk prospek nilai tukar, Ady mengungkapkan bahwa kebanyakan pelaku pasar masih berpegang pada empat jenis mata uang, yakni dollar Kanada, yen Jepang, Swiss franc dan rupiah yang dianggap cukup stabil.
"Rupiah cukup kuat untuk berada di posisi Rp 13.800 per dollar AS hingga Rp 14.000 per dollar AS. Saya pikir akan berlaku dalam pekan ini, dengan kemungkinan pelebaran sekitar 100-200 point," ungkap Ady.
Untuk jangka pendek, keempat mata uang tersebut masih layak untuk dikoleksi oleh pelaku pasar.
Sedangkan untuk jangka panjang, Ady menyarankan investor untuk menunggu kebijakan The Fed di akhir Juli nanti.
Sedangkan dari fundamental domestik, Ady menilai belum ada event ataupun sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah secara signifikan.