Banyak Berita Positif, Rupiah Makin Perkasa di Bawah 14.000 per Dolar AS

Perdagangan rupiah di Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) menguat 0,82% ke Rp 13.970 per dolar AS. Di pasar spot menguat ke Rp 13.920

kolase
Pertemuan Jokowi dan Prabowo membuat rupiah perkasa terhadap dolar AS 

Untuk saat ini, pelaku pasar juga masih memegang aset yang kurang berisiko, seperti pada komoditas hingga surang utang negara. Sedangkan minat untuk melirik currency di pekan ini kecenderungan akan berkurang.

Ady menilai, Bank Indonesia belum akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat, diikuti output dan input ekonomi dalam kondisi sehat. 

"Hanya saja, yang sedikit mengganggu mungkin tingkat pengangguran. Sedangkan secara triwulanan, ekonomi Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan PDB sebanyak 5,07% dan ini angka yang tinggi," tandasnya.

Masih Berlanjut

Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (KOMPAS.com/ Kristian Erdianto )
Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (KOMPAS.com/ Kristian Erdianto ) (Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (KOMPAS.com/ Kristian Erdianto ))

Penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS diyakini masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (16/7) besok.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penguatan kurs rupiah terhadap dollar AS kebanyakan didukung sentimen eksternal.

Ekspektasi pasar cenderung mengarah pada rencana penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

"Walaupun data ekonomi AS masih mixed, tapi pasar optimistis suku bunga acuan bakal turun. Ini mengacu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menganggap perang dagang AS sebagai ancaman," kata David kepada Kontan.co.id, Senin (15/7). 

Hari ini rupiah pun terdongkrak oleh berita positif seperti data neraca dagang yang positif, serta utang luar negeri (ULN) Mei 2019 yang melambat.

Sentimen di luar data ekonomi juga turut mendukung seperti membaiknya kondisi politik usai pertemuan dua pasangan calon presiden Indonesia pekan lalu. 

Dengan begitu, David memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan Selasa (16/7) berada di rentang Rp 13.870 per dollar AS hingga Rp 13.970 per dollar AS.

Tren penguatan rupiah juga diyakini bakal berlangsung untuk waktu cukup panjang, sembari menanti keputusan The Fed di akhir bulan dan Rapat Dewan Gubernur (RDB) BI pekan ini, yang diperkirakan bakal memangkas suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps). 

"Rupiah masih menarik dilihat dari yield-nya, dari negara-negara serupa bond kita masih menarik sehingga ada peluang untuk menguat secara temporer di kisaran Rp 13.800 per dollar AS hingga Rp 14.100 per dollar AS," kata David.

Hingga akhir tahun, David memperkirakan kurs rupiah bakal berada di kisaran Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS.

Sedangkan untuk kurs rupiah bisa menyentuh level Rp 13.500 per dollar AS saat ini dinilai kurang sehat bagi perekonomian.

Itu karena, penguatan hanya ditopang inflow portofolio sehingga berisiko volatile. Meskipun begitu, momentum penguatan rupiah saat ini menurut David sudah bisa dimanfaatkan oleh importir untuk membeli dollar AS.

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved