Ria Mimpi Jadikan Batam Gudang Hafidz
Ria Mimpi Jadikan Batam Gudang Hafidz
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM- Ketika menghadiri Ujian Tahfidz Quran santri Ponpes Amani Batam, Wakil Walikota Batam Ria Saptarika bermimpi menjadikan Batam sebagai pencetak hafidz atau penghapal Quran.
"Batam sebenarnya kalau dilihat di sudut-sudut kotanya banyak sekali tempat-tempat yang menciptakan hafidzul Quran. Melihat hal ini saya bercita-cita suatu saat nanti bisa menjadikan Batam sebagai gudang Hafidz Quran," sebut Ria dalam Ujian Hafidz Quran dan Pemberian Sertifikat Ponpes Tahfidzul Quran Amani Batam, Minggu (2/1/11).
Untuk menggalakan hapalan Quran ini, ke depannya ia berencana untuk memberikan beasiswa atau insentif bagi para penghapal Quran. Namun dengan perjanjian untuk menjaga hapalannya tersebut. Karena menurutnya, seorang Hafidz Quran itu memiliki keistimewaan yaitu bisa memberikan syafaat bagi tujuh orang keluarganya.
Selain itu, untuk meningkatkan minat generasi muda dalam menghapal Quran, ke depannya juga diharapkan dibentuk ekstra kulikuler Tahfidz Quran di sekolah-sekolah baik sekolah islam maupun sekolah umum.
"Kalau untuk memasukkan ke dalam mata pelajaran saya rasa tidak sejauh itu. Tapi untuk menarik minat siswa menghapal Quran, bisa diadakan ekskul Tahfidz Quran di sekolah-sekolah, termasuk sekolah umum," tuturnya.
Pada ujian perdana yang diselenggarakan oleh Lembaga Amil Zakat Dompet Sosial Ulil Albab (DSUA) ini, peserta terdiri dari anak laki-laki usia SD sampai SMA. Berjumlah 17 orang dari total 27 santri yang belajar dan menetap di pondok pesantren tersebut.
Tiap santri diuji sesuai dengan kelompok kemampuannya masing-masing. Ada yang hapal 1 juz, 4 juz, 5 juz, 12 juz, dan 30 juz.
"Dari 27 santri, baru 17 orang yang siap diuji. Sepuluh lebihnya belum siap karena baru bergabung dengan ponpes kita tiga bulan lalu. Ujian seperti ini akan terus kita lakukan secara rutin setiap tahunnya. Untuk melihat penambahan jumlah juz yang dihapal tiap santri," jelas Pimpinan DSUA, Waryo.
Menurutnya, pondok pesantren Amani yang berlokasi di Tiban ini merupakan salah satu program yang dijalankan DSUA selain panti asuhan di Tanjunguma dan klinik gratis di Bengkong.
"Santri kita ini rata-rata dari pulau. Rata-rata memang merupakan kaum dhuafa. Dan rata-rata anak putus sekolah. Rencananya setelah setahun belajar di Ponpes, kita akan menyekolahkan mereka ke sekolah umum. Dan tahun ini Insya Allah dibuka yang khusus putri di Palem Raya Tanjungsengkuang," papar Waryo.
Tiap peserta diuji oleh empat orang penguji, yaitu Hamdani dan HM Dirham dari Departemen Agama, penguji internal H Zainal serta penguji undangan Ustadz Bahtiar. Dalam kesempatan itu, Ria Saptarika juga didaulat untuk menguji dua orang santri.