Anak Tenggelam
Cerita Teman Korban Setelah Kejadian
Cerita Teman Korban Setelah Kejadian
Laporan Kartika Kwartya, wartawan Tribun Batam
BATAM, TRIBUN- Begitu mendengarkan kabar tentang kematian tiga orang warganya yang masih berusia belia, warga Masyeba tahap I langsung berkumpul di kedua rumah duka yang hanya berjarak kurang dari 50 meter tersebut.
Hingga pukul 21.00 WIB masih tampak ratusan warga hilir mudik keluar masuk untuk menyampaikan rasa belasungkawa kepada orangtua Okta-Randi dan Angga. Bahkan hingga lewat pukul 22.00 WIB bapak-bapak warga sekitar rumah duka masih tampak berjaga.
Tak hanya itu, belasan anak laki-laki seusia para korban juga tampak berkumpul di jalan antara dua rumah. Mereka saling bercerita tentang bagaimana kejadian memilukan tersebut bisa terjadi.
"Awalnya yang ngajak berenang itu Bang Randi. Tapi kami karena tak dikasih sama Bapak, jadi saya tak ikut," ujar Irwan tetangga sebelah rumah Randi-Okta.
Irwan yang satu sekolah dengan Randi dan Okta tersebut menceritakan bahwa memang anak-anak di komplek itu hampir setiap minggunya bermain ke daerah Mentarau Tiban.
"Setiap Minggu kami biasanya konvoi pakai motor ke Mentarau. Atau kalau nggak, jalan kaki ramai-ramai ke sana. Biasanya di sana kami mancing atau nonton orang balapan atau berenang di kolam itu (tempat kejadian, red.)," tambah Ari, anak lainnya.
Menurut Irwan pada awalnya Randi tidak mengizinkan adiknya, Okta, untuk ikut berenang. Tapi karena adiknya tersebut merengek pada ibunya minta ikut pergi bersama kakaknya, akhirnya ia diizinkan pergi.
"Tadinya Bang Randi nggak kasih Okta ikut tapi karena Oktanya nangis-nangis minta ikut akhirnya dia dikasih ikut. Tapi nggak taunya seperti ini jadinya," kata Irwan dengan mimik sedih.
Irwan dan Ari mengungkapkan bahwa ketiga korban merupakan teman yang baik. Mereka di satu komplek biasa bermain bersama setiap malam minggu.
"Kami biasanya main polis-polis. Atau main bola di lapangan atas. Kadang saya suka ikut naik motor sama Bang Randi kalau pas jemput Okta dari main bola," tutur Irwan.