Anak Tenggelam
Randi Anak Periang, Okta Pintar Main Bola
Sempat Dicandai Kakak Kelas Sebagai Pacar
BATAM, TRIBUN-Tewasnya Randi Setiagopurayo (11) dan Okta Fianlibra Setiagopurayo (9) masih belum dipercayai beberapa teman sekolahnya serta guru. Karena sebelum ditemukan tewas tenggelam, Minggu (27/2), Randi dan Okta, kakak adik ini masih terlihat aktif bermain bersama teman-teman di sekolah, Sabtu (26/2) lalu.
Bahkan Randi sempat melambaikan tangannya sambil mengucapkan da..da.. Kepada Pipin temannya saat mau berangkat menuju kolam pancing bekas galian didepan perumahan Cendrawasih, Tiban V itu. Demikian disampaikan Taufik, walikelas VI SDN 005 Sekupang.
Taufik mengungkapkan, ia tidak menyangka kalau anak didiknya, Randi menjadi korban tewas tenggelam di kolam pajak Tiban V. Pertemuan terakhir dengan anak didiknya ini terjadi pada Sabtu (25/2) lalu saat acara cerdas cermat di SDN 007 Tiban, Sekupang.
Tidak ada firasat apapun menjelang kepergian bocah yang dikenal biasa saja ini untuk selamanya. Firasat justru dirasakan Pipin, anak penjaga sekolah saat ketiga bocah melintas di depan halaman sekolah menuju kolam.
"Saat itu Randi hanya bilang da..da.. sambil tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Pipin," ungkap Taufik mengenang menjelang kepergian bocah ini untuk selamanya.
Menurut Taufik, sebenarnya ia sudah beberapa kali dan selalu mengingatkan para anak didiknya selalu periang itu untuk tidak bermain-main ke kolam pajak Tiban V. Mengingat kolam tersebut sudah pernah membawa dua korban tewas karena berenang beberapa bulan lalu.
Sementara Rohaniah guru Okta yang juga walikelas III A SDN 005 mengatakan dalam seminggu terakhir dia hanya kaget saat Okta melihat dirinya dengan pandangan kosong. Namun dia tidak berani menanyakan ada masalah apa yang dihadapinya. Karena saat itu dia menganggap kalau Okta mungkin kesal dengan pelajaran yang dia terangkan.
"Saya sempat bercanda dengan Okta, Sabtu lalu. Saya bilang ada anak kelas V mengaku pacarnya karena dia pintar main bola, apakah benar Okta. Kemudian dijawab Okta, kalau dia masih kecil dan belum boleh pacaran,"terangnya menirukan jawaban Okta.
Namun yang membuat Rohaniah terkesan dengan anak didikanya, bahwa sejak Okta dipindahkan duduknya dibagian depan tepatnya didepan meja guru, prestasi annak itu semakin meningkat jika dibandingkan masih duduk dibagian belakang. Bahkan Rohaniah mengaku kalau anak didiknya itu rajin membuat pekerjaan rumah (PR) setiap diberikan guru. "Saya sempat menyuruhnya beli permen Rp 2 ribu dan juga dibagikan kepadanya permen tersebut,"Rohaniah mengenang.