Pendidikan
Masih Banyak Guru Honorer Digaji Rp 350 Ribu di Kundur
Masih Banyak Guru Honorer Digaji Rp 350 Ribu di Kundur
Laporan Ahmad Yani_wartawan tribunewsbatam.com
TRIBUNEWSBATAM, TANJUNGBATU- Omar Bakri ternyata masih banyak dijumpai dalam dunia pendidikan di Kundur, Kabupaten Karimun. Para guru yang masih berstatus honorer ini hanya bergaji Rp 350 ribu perbulan.
Guru yang masih berstatus honorer sekolah ini mengeluhkan belum dikeluarkanya insentif dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Minggu (25/9).
Padalah peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Namun apabilan profesi mereka masih belum diperhatikan dengan serius sudah tentu akan berdampak pada kualitas pendidikan. Padahal guru ini sudah sering memasukan berkas pengusulan untuk mendapatkan insentif ke Dinas Pendidikan.
Hariadi, salah seorang guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kundur ini salah satu omar bakri yang bergaji Rp 350 ribu.
"Saya sudah sering memasukan berkas ke Dinas Pendidikan Karimun, hingga saat ini insentif juga belum ada yang keluar,"keluh Hariadi.
Hariadi sudah hampir 1, 5 tahun mengajar di SMP Negeri 3 ini. Apalagi ia merupakan satu-satunya tulang bagi keluarganya. Dengan bergaji Rp 350 ribu itu sudah tentu tidak mencukupi membiayai kebutuhan hidup ia sehari-hari.
Selain mengajar di Sekolah, ia terpaksa banting tulang bekerja sampingan. "Untuk menambah penghasilan, saya pernah mencoba menjual kelapa muda. Gaji dari sekolah keluar setiap tiga bulan sekali,"ungkap Hariadi yang guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 3 Kundur.
Lain lagi yang diderita pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP 3 Kundur ini. Saipul, omar bakri yang mengajar tidak sesuai dengan standar gaji ini lebih memilih menambang menggunakan pompong setalah selesai mengajar. Ia juga senasib dengan teman se Profesinya Hariadi ini.
Saipul, Sarjanan Pendidikan Agama Islam, dari Universitas Islam Riau (UIR) ini mengatakan sudah hampir dua tahun insentif dari Dinas Pendidikan belum juga kunjung cair. Padahal jam mengajarnya sama dengan guru yang sudah PNS dan sudah mendapatkan Insentif dari pemerintah.
"Kami heran, kenapa insentif belum keluar juga. Sudah hampir dua tahun saya mengajar. Kami mengajar membutuhkan kesejahteraan,"kata saipul saat ditanya Tribunewsbatam.
Dua orang guru tersebut salah satu contoh masih banyak omar bakri di Negeri ini. Mereka bergaji tidak sesuai standar hidup saat ini. Mereka sangat berharap hidup layak seperti guru-guru yang lain.(aan)
TRIBUNEWSBATAM, TANJUNGBATU- Omar Bakri ternyata masih banyak dijumpai dalam dunia pendidikan di Kundur, Kabupaten Karimun. Para guru yang masih berstatus honorer ini hanya bergaji Rp 350 ribu perbulan.
Guru yang masih berstatus honorer sekolah ini mengeluhkan belum dikeluarkanya insentif dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Minggu (25/9).
Padalah peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Namun apabilan profesi mereka masih belum diperhatikan dengan serius sudah tentu akan berdampak pada kualitas pendidikan. Padahal guru ini sudah sering memasukan berkas pengusulan untuk mendapatkan insentif ke Dinas Pendidikan.
Hariadi, salah seorang guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kundur ini salah satu omar bakri yang bergaji Rp 350 ribu.
"Saya sudah sering memasukan berkas ke Dinas Pendidikan Karimun, hingga saat ini insentif juga belum ada yang keluar,"keluh Hariadi.
Hariadi sudah hampir 1, 5 tahun mengajar di SMP Negeri 3 ini. Apalagi ia merupakan satu-satunya tulang bagi keluarganya. Dengan bergaji Rp 350 ribu itu sudah tentu tidak mencukupi membiayai kebutuhan hidup ia sehari-hari.
Selain mengajar di Sekolah, ia terpaksa banting tulang bekerja sampingan. "Untuk menambah penghasilan, saya pernah mencoba menjual kelapa muda. Gaji dari sekolah keluar setiap tiga bulan sekali,"ungkap Hariadi yang guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 3 Kundur.
Lain lagi yang diderita pengajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP 3 Kundur ini. Saipul, omar bakri yang mengajar tidak sesuai dengan standar gaji ini lebih memilih menambang menggunakan pompong setalah selesai mengajar. Ia juga senasib dengan teman se Profesinya Hariadi ini.
Saipul, Sarjanan Pendidikan Agama Islam, dari Universitas Islam Riau (UIR) ini mengatakan sudah hampir dua tahun insentif dari Dinas Pendidikan belum juga kunjung cair. Padahal jam mengajarnya sama dengan guru yang sudah PNS dan sudah mendapatkan Insentif dari pemerintah.
"Kami heran, kenapa insentif belum keluar juga. Sudah hampir dua tahun saya mengajar. Kami mengajar membutuhkan kesejahteraan,"kata saipul saat ditanya Tribunewsbatam.
Dua orang guru tersebut salah satu contoh masih banyak omar bakri di Negeri ini. Mereka bergaji tidak sesuai standar hidup saat ini. Mereka sangat berharap hidup layak seperti guru-guru yang lain.(aan)
Berita Terkait