Pilkada Tanjungpinang

Maya Suryani Mantap Menuju TPI 1

Maya Suryani Siap melangkah menuju Tanjungpinang 1

zoom-inlihat foto Maya Suryani Mantap Menuju TPI 1
Tribunnews Batam/ Novyana Handayani
Maya Suryani

Laporan Tribunnews Batam, Novyana Handayani

TRIBUNNEWSBATAM, PINANG - Seorang dokter yang satu ini kerap menjadi perbincangan hangat di Kota Tanjungpinang, bukan karena terlibat sesuatu hal, namun dokter yang tercatat ssebagai lulusan Kedokteran Umum di Universitas Maranatha Bandung ini, tengah mencoba mengikuti jejak orang tuanya untuk menjadi Bakal Calon Walikota dalam Pemilhan Kepala Daerah Kota Tanjungpinang.

Maya Suryanti namanya. Perempuan yang sudah merasa mantap melangkah dalam dunia politik tersebut, tak menampik adanya tanggapan yang mengatakn dirinya mendompleng popularitas Ibunya,Suryatati A Manan. Namun pada prinsipnya dirinya sangat bertekad akan membawa Tanjungpinang ke arah yang lebih baik.

Semula Maya tak pernah berfikir untuk terjun ke dunia politik, malah jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhasil diraihnya sempat ia lepas dan lebih memilih membuka usaha, dengan alasan dapat melihat hasil nyata dari setiap kerja kerasnya.

“Sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh Saya untuk ikut-ikutan mencalonkan diri. Hingga ada beberapa rekan dan sahabat yang menanyakan ke saya secara langsung. Kaget juga sih di isukan seperti itu, namun saya yakin itu semua sebuah isyarat," terang Maya pada Tribunnews Batam di Green Beauty Clinique, Rabu (5/10.2011).

Bahkan kabar dirinya akan mencalonkan diri menjadi Calon Walikota Tanjungpinang pun, sempat di tanjakan juga oleh paseinnya di tempatnya bekerja. Ibu dari Akbar, Ikhsan dan Zahra ini juga mengaku sudah banyak dari beberapa tokoh masyarakat Tanjungpinang kepadanya baik itu sekedar memberikan nasehat maupun pandangan. Maya yang sebelumnya tak pernah bermimpi maju mencalonkan diri, mulai terbuka hati dan pikirannya. Setelah hatinya mantap dan menganalisa segala kemungkinan, Maya pun pamit pada M Taufik, suaminya.

“Setelah suami mengizinkan, saya bilang sama mama. Mama mendukung dalam kapasitasnya sebagai orangtua,” terang Maya.

Pasalnya jam terbang, Maya menjadi lebih padat. Selain melayani pasien di tempat praktek, ia juga harus mulai mensosialisasikan diri. Setiap undangan yang datang, harus ditanggapinya. Alhasil, Ikhsan selalu protes karena mamanya lebih sering di luar rumah.

“yang Nomor tiga kan masih kecil belum ngerti. Namun yang nomor satu sudah kelas V jadi dia paham. Dan Iksan (nomor 2) ini suka bertanya, mama pergi lagi ya, besok pergi lagi nggak ya,” kenang Maya. Beruntung suaminya tak pernah protes, malah rajin menemani ke setiap kesempatan.

Meskipun demikian, langkah Maya bukanlah mudah. Tak sedikit yang beranggapan ia mendompleng nama ibunya. Baginya sah-sah saja orang beranggapan demikian. Namun ia meyakinkan, jika hanya memanfaatkan popularitas ibunya, langkahnya tak akan jauh. Meski demikian dirinya tidak menampik adanya selentingan-selentingan miring yang akan mengiringi langkahnya.

Hal-hal negatif yang didengarnya, malah menjadi cambuk untuk instropeksi diri. Namun dari sedikit yang bersuara miring, banyak juga yang mendukung putri sulung Suryatati ini.

“Ada juga yang datang, memberi semangat, mendukung, ada juga yang kasih nasihat. Saya ini mengemban amanah dari orang banyak, saya berjanji akan memberikan yang terbaik yang saya bisa,” sebut Maya yang juga berjanji akan membantu masyarakat, mewujudkan Tanjungpinang tetap menjadi kota yang aman dan nyaman.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved