Polemik Komodo
JK : Dubes RI Cari Alamat New7Wonders Seperti Cari RT/RW
JK : Dubes RI Cari Alamat New7Wonders Seperti Cari RT/RW
Di era digital seperti sekarang ini, kata Jusuf Kalla, sangat memungkinkan semua orang mengetahui profile lembaga atau yayasan lewat internet.
“Swiss itu kan tidak seperti di kampung, bahwa kalau cari alamat harus ke RT/RW, sekarang sudah era digital, kita cukup buka website kan sudah jelas. Masalah kantor tidak perlu lagi dibesar-besarkan, hanya kita di Indonesia yang masih suka sama kantor besar,” ungkap JK dalam sebuah wawancara di Astra Toyota, Rabu (2/11/2011).
JK menjelaskan bahwa lembaga seperti 7wonders adalah sebuah yayasan/lembaga yang mengurus masalah dunia, sehingga sangat memungkinkan bagi aktivis atau pengurus yayasan tersebut akan selalu keliling dunia.
“Maka bicara soal kantor itu tidak teramat penting, dan kantor pun tak harus dilihat dari besarnya,” terang JK.
Ketua Palang Merah Indonesia ini menyatakan, sekarang ini dunia sudah berubah, sudah dunia sudah di era serba digital.
“Sementara, Pak Dubes itu mengecek kantor 7wonders seperti cari RT/RW. Dia kan tidak pernah telepon, SMS, email, dan faks untuk ajak ketemu, nah kalau itu dilakukan pasti akan bisa, jadi bukan seperti mencari alamat di RT/RW,” tegasnya.
Saat ditanya bagaimana ia melihat keabsahan lembaga 7 wonders sebagai pelaksana tujuh keajaiban dunia? JK mengungkapkan bahwa ajang 7wonders ini adalah yang kedua, sebelumnya diadakan juga 7 Kejaiban Dunia Baru Buatan Manusia dan saat itu ada 100 juta orang yang terlibat.
Pada saat pengumuman 7wonders itu tentu Anda bisa melihat sendiri bagaimana perayaannya di Lisabon, semua mata dunia tertuju pada gelaran itu, dan dari semuanya negara yang masuk 7 Kejaiban Dunia Baru Buatan Manusia itu jumlah wisatawannya meningkat sampai 3-4 kali lipat.
Sebelum ditunjuk sebagai Duta Komodo, JK mengaku sudah mengecek keabsahan Yayasan 7wonders di internet, dan JK melihat beberapa berita di Internet bagaimana keterlibatan presiden negara yang menjadi finalis 7wonders nature ini mengkampanyekan negaranya.
“Mulai dari Aquino, Obama, dan beberapa lagi. Hanya kita saja yang beberapa pejabatnya justru menantang itu, sebenarnya mereka hanya ngak minat aja, sirik aja tuh dia.”
“Sekali lagi dunia ini sudah era digital, jadi jangan dubes itu bilang bahwa sudah tanya di sekitar situ (Swiss) tidak ada orang yang tahu (7wonders) itu, itu kan gaya cari alamat di RT/RW, buka dong websitenya,” tukas JK.
Terkait soal dukungan ke Pulau Komodo, Jk mengaku bahwa dukungannya sudah sangat banyak, sudah jutaan yang kirim SMS setiap hari.
Ketika disinggung bahwa memberi dukungan lewat SMS itu adalah sarana komersialisasi, JK pun membantah.
Ia membeberkan, sebenarnya ada 2 cara memberi dukungan yakni klik lewat internet dan kirim SMS, tinggal pilih salah satu atau pilih dua duanya.
Tapi jangan lupa, lanjut JK, bahwa sebelum dipilih lewat voting, sebelumnya diseleksi dulu oleh tim ahli, mulai dari 400 turun menjadi 77 kemudian turun menjadi 28, pada saat 28 inilah masyarakat diminta berpartisipasi untuk memilih yang paling ajaib di antara yang ter-ajaib.
“Dan yang mengetuai tim seleksi itu bekas direktur Unesco, Profesor Mayer, tahun 2007 kan juga begitu sewaktu memilih 7wonder man made,” pungkas JK.(Surya)