Citizen Journalism
Lusi Keliling Washington DC Pakai Becak Cuma 10 Dollar AS
Catatan Perjalanan program International Visitor Leadership Program ke Amerika
Saya mengikuti program International Visitor Leadership Program (IVLP) tanggal 11 Agustus hingga 6 September keliling Amerika Serikat. Kisah perjalanan mengunjungi berbagai lokasi bisnis, tempat wisata, kantor pemerintah, museum, keramaian kota di Negeri Paman Sam sangat menarik dan semoga bermanfaat bagi pembaca termasuk pemerintah dan pelaku usaha.
IVLP ini merupakan program yang disponsori US Department State. Banyak cerita lucu dan menarik selama saya berkeliling Amerika dari satu state ke state lain. Sungguh pengalaman yang sangat berharga sepanjang hidup saya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca dan memotivasi para generasi muda agar menggunakan masa mudanya dengan sebaik baiknya. Dan khususnya para KKMB yang mungkin sampai sekarang kinerjanya belum diakui oleh pemerintah Indonesia. Saran saya tetaplah berkarya, lakukanlah yang terbaik dan yakinlah ada hadiah manis menanti Anda.
Program IVLP bertujuan untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Program ini sedikit special karena pihak pemerintah Amerika yang memilih siapa siapa saja yang pantas untuk mengikutinya. Alhamdulilah saya terpilih dalam program IVLP untuk bidang "Economic Development” bersama satu peserta berasal dari Medan bernama Muhammad Ishaq.
Dari sekian program pelatihan atau training di luar negeri, program inilah yang menurut saya cukup bagus dan menelan biaya besar untuk setiap peserta. Jujur sebagai seorang Pembina UKM yang sering melakukan study banding ke beberapa negara, pemerintah Amerika mempunyai metode yang sangat luar biasa. Secara garis besar selama di sana saya mempelajari peranan NGO, kewirausahaan, politik, bisnis internasional dan perdagangan, eco-tourism, fishing industry, free trade zone, industrial park, kebijakan kebijakan ekonomi dan pertanian.
Program ini sudah berjalan selama 70 tahun, dan para alumninya hampir rata-rata adalah presiden presiden di dunia, tokoh politik maupun tokoh terkenal dunia. Alumni IVLP dari Indonesia antara lain Gus Dur dan Megawati, selain itu Tony Blair Perdana Menteri Inggris dan M Yunus (founder Gramen Bank) juga alumni dari program ini.
Keunikan program ini, kami tidak perlu pintar bahasa Inggris karena telah dipersiapkan penerjemah dan kami berpindah pindah dari satu state ke state lain selama menjalani program. Selama melakukan perjalanan ini kami dicover asuransi yang cukup mahal, selain itu juga dibekali traveler cek untuk memenuhi kebutuhan kami selama berada di Amerika.
Saya berkesempatan mengunjungi Washington DC, Kalamazoo-Michigan, Plainwell-Michigan, Chicago Illinois, Portland Maine, Los Angeles-California dan San Fransisco. Program kepemimpinan yang sangat luar biasa, penggemblengan yang dikemas dengan manis sehingga saya tidak merasa berat menjalani program yang sebetulnya menguras otak, mental dan fisik.
Becak Di Sekitar White House
Washington DC adalah kota pertama yang saya singgahi. Kota dimana tempat pemerintahan Federal Amerika berpusat. Dan beruntung sekali hotel tempat saya meginap hanya sekitar 2 blok dari “White House”. Di kota ini saya diberi kesempatan berkunjung ke tempat-tempat penting dan bertemu orang-orang penting.
Satu hari sebelum program dimulai, penerjemah dari pihak US Department State mengajak kami berjalan jalan ke Smithsonian yaitu sebuah kawasan yang banyak dengan museum dan masuk ke museum museum itu gratis. Di kota ini saya sempat berkunjung ke US Department State dimana Hilarry Clinton berkantor dan sempat berdiskusi dengan para penasehat ekonomi Presiden Obama dan Hilarry Clinton.
Bertemu dengan salah satu anggota Dewan juga dan sempat berkunjung ke IFC World Bank dan beberapa kantorpemerintahan yang lainnya. Kebiasaan saya setiap selesai jam aktivitas, menyempatkan diri berjalan jalan sendiri ke “White House” dan ini saya lakukan setiap hari. Karena banyak gedung penting yang biasanya hanya bisa saya lihat di CNN sekarang saya puaskan setiap hari berjalan jalan di Washington DC.
Saya punya pengalaman lucu di kota ini. Di seberang jalan dekat “White House” ada sebuah toko bernama “White House Gift Shop”. Saya melihat semua buku tentang presiden Amerika lengkap di sini dan harganya sangat murah. Lalu saya memborong banyak buku. Sampai-sampai saya menjadi pusat perhatian para pengunjung toko yang lain.
Kebetulan waktu itu liburan musim panas sehingga banyak turis berkunjung ke Washington DC. Ada pengunjung yang melihat saya kesulitan membawa buku buku yang saya beli dan dia membantu saya memanggilkan pelayan toko. Pelayan toko ini juga agak heran karena saya membeli banyak buku tentang Presiden Obama.
Pelayan ini bertanya kenapa saya begitu banyak membeli buku-buku tentang Obama. Lalu saya cerita kalo Presiden Obama dulu pernah bersekolah di negaraku waktu dia kecil. Saat saya bercerita kepada si pelayan itu, beberapa turis sempat tertarik mendengar cerita saya juga dan akhirnya turis turis itu pada nimbrung mendengarkan cerita saya tentang presiden Obama dan tentang Indonesia.
Bisa anda bayangkan saya benar benar jadi pusat perhatian di toko itu. Saya memborong buku sebanyak 4 paper bag. Pelayan ini bertanya apa saya mau naik taksi. Lalu saya jawab, hotel saya dekat sekali dari sini. Lalu dia menawarkan untuk mengantar saya ke hotel. Tapi saya tak mau balik soalnya mau jalan-jalan dulu.
Nah, akhirnya saya ada ide, saya mau naik becak keliling-keliling di Washington DC. Jadi saya memutuskan untuk naik becak. Waktu itu saya bilang kepada tukang becaknya kalau hotel saya itu sangat dekat tapi saya mau keliling-keliling dulu. Saya tanya berapa ongkosnya. Dia bilang 15 dollar US, akhirnya saya tawar dan ongkos deal di harga 10 dollar.
Sambil berkeliling saya bercakap-cakap dengan tukang becak yang berasal dari Perancis ini. Saya lupa namanya tetapi dia bercerita bahwa sudah 6 bulan jadi tukang “becak turis”. Saya Tanya apa penghasilannya cukup untuk hidup di Washington DC dan dia menjawab cukup.
Saya jadi teringat nasib becak di negaraku. Keberadaan becak malah diusir dan sekarang makin langka. Sampai di hotel saya bayar ongkos becak 20 dollar soalnya saya teringat tukang becak di negaraku. Jadi saya kasihan kepada tukang becak ini juga.