Tragedi Pembunuhan Siswi SMK Batam
Jasad Dewi Dikebumikan, Gaun Putih Bersayap Jadi Perbincangan Pelayat
Gaun putih bersayap itu menjadi perbincangan tersendiri di kalangan teman-teman sekolahnya yang datang kala itu.
Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Hujan air mata kerabat keluarga, dan sahabat mengiringi kepergian Dewi Aprilian (17), siswi SMK Permata Harapan Batam, Kepulauan Riau (Kepri) untuk selamanya, Rabu (14/5).
Suara tangis terdengar dalam lirih dan keheningan tatkala satu per satu pelayat memberikan penghormatan terakhir untuk Dewi di Rumah Duka Marga Tionghoa, Baloi.
Tak terkecuali bagi Misnem, ibu Dewi. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Sedangkan suaminya, Tek Kiong, tampak berusaha tegar dengan tidak mengeluarkan air mata.
Sepasang seragam khas Permata Harapan, diletakkan di atas peti mati Dewi. Sementara sebuah gaun putih bersayap disandarkan di sebuah kursi tak jauh dari fotonya semasa hidup.
Gaun putih bersayap itu menjadi perbincangan tersendiri di kalangan teman-teman sekolahnya yang datang kala itu.
Gaun ini khas buatan tangan Dewi.
Mereka ingat, semula Dewi akan mengenakan gaun itu saat tampil di acara Top 100 Tembesi, Sabtu (10/5) malam lalu. Namun sayang, niat itu tak terlaksana. Beberapa jam sebelum pentas, Dewi menghilang tanpa kabar jelas. Tiba-tiba ia ditemukan nelayan di Pulau Galang dalam keadaan tewas mengapung di Barelang.
"Gaun itu diambil dari rumah Bunda kan (sapaan untuk pembimbing model Metrix Agency)?," tanya seorang teman perempuan Dewi kepada teman perempuan lainnya dan dijawab dengan anggukan.
