Tragedi Pembunuhan Siswi SMK Batam
Pembunuhan Dewi Direncanakan di Sebuah Cafe Kampung Bule
Masih ingat kasus pembunuhan model sekaligus siswi SMK Permata Harapan Batam, Aprilian Dewi?
Laporan Wartawan Tribun Batam, Elhadif Putra
TRIBUN, BATAM - Masih ingat kasus pembunuhan model sekaligus siswi SMK Permata Harapan Batam, Aprilian Dewi? Ternyata si terduga tersangka Asen dan P (DPO) merencanakan pembunuhan di sebuah kafe di Kampung Bule, Nagoya.
Di Kampung Bule jugalah Asen menelefon Dewi untuk mengajaknya shooting di daerah bandara. Menggunakan mobil Avanza rental, Asen dan P berangkat menjemput Dewi di depan Hotel 89 Windsor.
Semua itu terungkap saat unit Identifikasi Polresta Barelang, aparat dari Polsek Lubuk Baja melakukan reka ulang adegan pembunuhan Dewi, Kamis (17/7/2014).
Dengan menggunakan baju tahanan warna merah, Asen mengungkapkan semua kejadiannya. Selain aparat kepolisian, reka ulang perkara tersebut juga diikuti pihak kejaksaan dan kuasa hukum Asen.
"Saya menelefon, dia tidak menolak. Dia tanya tunggu di mana, saya jawab di tempat biasa (depan hotel 89 Windsor). Saya yang bawa mobil," ungkap Asen saat rekontruksi.
Dari Kampung Bule, mereka berdua pergi ke Perum Pondok Asri Sei Panas. Di sebuah toko kelontong Blok I, Asen menyuruh P membeli tali yang akan digunakan untuk menjerat Dewi. Selanjutnya mereka pergi menjemput Dewi ke Windsor.
"Saya pernah tinggal di sini. Saya juga biasa beli beras dan barang-barang di sini," jawab Asen saat ditanya alasannya membeli tali di Sei Panas.
Selama perjalanan Asen mengaku tidak berbicara sama sekali dengan P. Tepat di depan hotel 89, Asen memarkirkan mobil dan menunggu Dewi. Tak lama berselang, Dewi pun keluar dari arah rumahnya dan langsung menuju mobil.
"Dia (Dewi) tidak ngomong apa-apa. P pindah ke belakang. Dia langsung masuk mobil dan duduk di sebelah saya," kata Asen lagi.
