Peringatan HPN 2015 Di Kepri
"Bahasa Itu Tidak Hanya Lingua Franca tapi Pertinggi Derajat Peradaban"
Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengharapkan wartawan untuk lebih menyadari penggunaan bahasa dan keterikatannya dengan baik.
Laporan Tribunnews Batam, Deddy Swadha
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Ketua Dewan Pers Bagir Manan menghadiri Konvensi Bahasa dan Budaya yan merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional yang dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Riau 1-9 Februari 2015.
Dalam sambutannya pada kegiatan yang digelar di Gedung Daerah Tanjung Pinang Provinsi Kepri itu, dia mengharapkan wartawan untuk lebih menyadari penggunaan bahasa dan keterikatannya dengan baik.
"Sehingga bahasa tidak hanya sebagai 'Lingua Franca', tapi juga mempertinggi derajat suatu peradaban," katanya di Tanjung Pinang, Jumat.
Kemudian dia mencontohkan pemakaian bahasa di bidang hukum. Menurut dia, kekayaan bahasa hukum juga ditentukan oleh kekayaan bahasa itu sendiri baik berupa struktur, kosa kata dan ungkapan.
Namun begitu juga sebaliknya, sebaliknya bahasa hukum memperkaya bahasa itu sendiri. Contohnya kata perdata dan pidana perdata dan pidana yang diambil dari bahasa sankskerta.
"Kerjasama bahasa dengan ilmu lain sangat penting untuk mengembangkan bahasa," sambungnya.
Perwakilan dari Pemprov Kepri, Asistem Ekonomi dan Pembangunan, Syamsul Bakhrun menyampaika bahwa konvensi ini adalah satu dari 20 rangkaian acara HPN. Slanjutnya direncanakan akan berkunjung ke Pulau Penyengat dann pameran pembangunan.
"Sebagai bunda Melayu, Kepri sedang berusaha menemukan bukti sejarah bahwa provinsi ini adalah pusat kebudayaan Melayu. Salah satunya melalui konvensi bahasa dan budaya karena Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia HPN, Tejo Sasongko mengatakan bahwa konvensi ini merupakan ciri khas muatan daerah dari daerah penyelenggara. Dalam hal ini karena Kepulauan Riau memiliki kekayaan budaya dalam hal peradaban dan Bahasa Melayu.
Dalm Konvensi itu, menjadi pembicara diantaranya Mukhlis Paeni, Sejarawan yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia serta anggota UNESCO. Kemudian Hasan Alwi yang merupakan Linguis dari Badan Bahasa dan Abdul Malik dari Universitas Maritim Raja Ali Haji.