Demo Warga ke PLN Tanjungpinang
Manager PLN Riau-Kepri Ditinju Warga Usai Rapat dengan Gubernur
Manager Teknik PLN Kantor Wilayah (Kanwil) Riau-Kepri, Pintor Rumapea,dipukul seorang warga anggota Solidaritas Masyarakat Peduli Aksi PLN Tanjungping
Laporan Tribunnews Batam, Thomm Limahekin
TRIBUNNEWSBATAM.COM,TANJUNGPINANG - Manager Teknik PLN Kantor Wilayah (Kanwil) Riau-Kepri, Pintor Rumapea, dipukul seorang warga anggota Solidaritas Masyarakat Peduli Aksi PLN Tanjungpinang di Gedung Daerah, Selasa (17/3/2015) siang.
Insiden terjadi setelah Pintor bertemu Gubernur Kepri HM Sani. Kejadian tersebut membuat dia cukup terpukul dan tidak bersemangat.
Pintor tampak kecewa atas insiden pemukulan ini. Namun, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sepertinya dia juga tidak mau memperpanjang urusan tersebut ke aparat penegak hukum.
"Dua kali saya dipukul. Saya kira, dia yang pukul saya itu ahli pukul. Saya bukan ahli pukul," ucap Pintor dengan suara pelan sambil menundukkan kepala.
Pintor mengaku begitu heran atas ulah seorang anggota Solidaritas Masyarakat Peduli Aksi PLN itu. Sebab, tanpa mengetahui apa alasannya dan mengenal orangnya, tiba-tiba saja orang itu langsung mendaratkan tinjunya di rahang sebelah kanannya saat Pintor hendak naik ke mobil.
"Saya heran. Karena saya dipukul saat pembahasan dengan Pak Gubernur sudah mencapai hasil. Orang yang pukul itu tidak kenal saya. Tapi dia langsung main pukul. Jangan main hakim sendiri. Cukup saya sajalah yang dipukul. Selanjutnya jangan anggota saya dan Majuddin (Plt Manager PLN Tanjungpinang_red) dipukul lagi. Sebab itu akan mengganggu pekerjaan. Nanti kalau kami pulang ke kampung bagaimana dengan listrik di sini," ungkap Pintor dengan suara datar seakan coba menahan sedih dan kecewa.
Melihat Pintor dipukul, Majuddin selaku Plt Manager PLN Tanjungpinang terlihat mulai tidak tenang.
Dia tampak gelisah dan selalu melihat ke luar Gedung Daerah untuk mengantisipasi masyarakat yang menyerobot masuk dan membuat perhitungan juga dengannya. Plt Manager PLN Tanjungpinang itu kelihatan gugup dengan mata berkaca-kaca.
Setelah insiden pemukulan itu, suasana di Gedung Daerah mendadak lengang. Aparat keamanan yang berjaga seakan tersentak dan mendadak membuat perundingan untuk mengamankan Pintor, Majuddin dan beberapa pegawai PLN lain.
Pintor yang hendak naik mobil dan berangkat itu terpaksa dituntun masuk kembali ke Gedung Daerah. Suasana kembali tegang ketika beberapa anggota Solidaritas Masyarakat Peduli Aksi PLN yakni Raja Mansyur Razak, Andi Cori Fatahuddin dan Suhardi Mukhlis masuk kembali ke Gedung Daerah.
"Sebagai ketua koordinator aksi, saya siap bertanggung jawab atas ulah anggota saya. Memang saat kami sedang membaca hasil putusan dalam pertemuan tadi, banyak anggota tidak puas. Kebetulan saja bapak lewat. Makanya ada anggota yang tak kuasa menahan emosi," ungkap Cori.
"Kalau bapak mau lanjutkan masalah ini ke proses hukum, yah silahkan. Saya siap bertanggung jawab," tegas ketua koordinator Solidaritas Masyarakat Peduli Aksi PLN tersebut di hadapan Pintor dan Majuddin.
Usai bertemu Mansyur, Cori dan Suhardi, Pintor dan Majuddin segera dievakuasi aparat keamanan. Sebab, ada gelagat keduanya akan diserang lagi.
Aparat keamanan kemudian menuntun keduanya melalui pintu belakang Gedung Daerah, menuntun keduanya menuju ke rumah kediaman Gubernur Kepri di samping Gedung Daerah dan memasukkan mereka ke mobil secara diam.
Saat mobil itu hendak keluar dari halaman Gedung Daerah, sejumlah anggota solidaritas berlari mendekat. Mereka mengantongi batu dan hendak melempari mobil yang ditumpangi Pintor dan Majuddin. Namun, aksi mereka dihadang oleh polisi dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kepri.
"Woi, jangan tahan anggota kami. Lepaskan mereka," teriak puluhan anggota solidaritas menghardik polisi dan anggota Satpol PP yang berusaha menangkap anggota solidaritas yang mau melempar mobil.