Erny Violita Tak Bisa Nolak Jika Ditawari Jengkol
Jengkol adalah sayuran paling disukainya. "Semua makanan suka. Tapi jengkol adalah makanan yang tidak pernah bisa nolak kalau ditawarin
Laporan Tribunnews Batam Ahmad Yani
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG - Bagi sebagian orang, terutama wanita, makan jengkol tak menyenangkan. Tentu saja karena jengkol membuat bau mulut menyengat. Baunya yang khas akan membuat orang lain menghindar.
Namun, tidak dengan Erny Violita. Jengkol adalah sayuran paling disukainya. "Semua makanan suka. Tapi jengkol adalah makanan yang tidak pernah bisa nolak kalau ditawarin," ucap gadis kelahiran Kijang 24 Juni 1989 ini terus terang.
Cuni, begitu wanita manis ini dipangil sehari-hari ini, adalah seorang guru dan aktif di banyak organisasi. Baginya, jengkol tak pernah membuatnya terganggu dalam beraktivitas. Kuncinya, setiap hendak pergi mengajar, dirinya selalu mengosok gigi. "Gosok gigi dulu, Bang, baru pergi mengajar," terangnya.
Selain soal makanan khas Indonesia itu, Erny termasuk gadis yang memiliki semangat juang tinggi. Tiap hari pergi mengajar, ia harus menyebrang lautan, karena sekolah tempatnya mengabid berada di Kecamatana Mantang. "Sekarang aktif mengajar mata pelajaran PPKN di SMP Negeri 25 Satap, Selat Limau, Mantang," katanya.
Saat ditanya mengenai hobinya, Cuni mengaku sangat suka menari. Bahkan, ia termasuk berbakat dalam bisang ini. Buktinya, Cuni pernah meraih juara parade tari, mengikuti parade tingkat kabupaten hingga provinsi. Bahkan, berkat hobinya ini, ia dipercaya menjadi koreografer tari massal untuk MTQ Tingkat Provinsi tahun 2012.
"Saya aktif di organisasi Karang Taruna Kecamatan Bintan Timur sebagai koordinator kesejahteraan sosial, khususnya bidang donor darah. Jadi, bagi siapa yang butuh donor darah, boleh menghubungi saya. Insyaallah bisa dibantu " ujarnya sambil tersenyum manis.
Ketika ditanya tentang pengalaman yang paling tak pernah dilupakannya, Cuni menceritakan kejadian naas yang pernah dialaminya. Ia pernah mengalami pecah ban mobil di tempat yang sepi. Saking sepinya, dari sore hingga malam hari, tidak ada yang menolongnya.
"Saya nyetir mobil dan bannya bocor dari sore sampai malam di tempat yang sepi. Udah gelap, baru malam dapat bantuan," kata Cuni.
Pengalaman itu membuat dirinya semakin hati-hati setiap mau mengendarai, terutama bila tujuannya ke tempat yang sepi. "Kalau rasa bannya aneh, mending nggak lanjutin jalan deh," kata Cuni.