Pencurian Ikan Di Perairan Kepri

Begini Kondisi 20 Nelayan Vietnam Saat Ditangkap Aparat di Natuna

Sebanyak 20 orang itu merupakan nelayan asing asal Vietnam yang baru saja ditangkap aparat saat melaut secara ilegal di perairan Indonesia.

tribunnews batam/ m ikhsan
Sebanyak 20 nelayan asing asal Vietnam ditangkap aparat TNI AL Ranai, Natuna, saat melaut secara ilegal di perairan Indonesia, Sabtu (25/7/2015). 

Laporan Tribunnews Batam, M Ikhsan

TRIBUNNEWS‎BATAM.COM, NATUNA - Wajah-wajah serius terus menatap tajam. Sambil jongkok, sekelompok pria yang bau ikan didata anggota TNI di Markas Komando TNI AL Ranai, Natuna.

Para pria yang berjumlah 20 orang itu merupakan nelayan asing asal Vietnam yang baru saja ditangkap aparat saat melaut secara ilegal di perairan Indonesia, Sabtu (25/7/2015).

Tas-tas dan barang-barang mereka dari kapal digeledah dan diperiksa. Banyak barang-barang yang ditemukan. Mulai dari rokok, obat kuat dan sebagainya.

Usia para nelayan Vietnam bervariasi, sebagian sudah tampak tua, sebagian lagi masuh separuh baya, dan beberapa justru tampak masih sangat muda.

Di antara pria-pria itu, terdapat satu anak kecil yang juga bekerja sebagai nelayan tangkap.

nelayan vietnam

Doan Fan Sieng, salah satu nelayan Vietnam merupakan nelayan pernah ditangkap aparat AL Indonesia pada 2013.

"Saya masih ingat. Dia (Doan Fan Sieng) pernah ditangkap dulu di sini. Ada tanda di keningnya,"ujar Pasintel Lanal Ranai, Mayor Laut (E) Hari Bagio di sela-sela pemeriksaan.

Tanda di kening Doan adalah bekas luka yang terbentuk setelah dihantam gagang senjata oleh aparat Malaysia, saat mereka tertangkap di negara itu sebelumnya.

"Ya kondisi mereka di negaranya susah juga. Orang-orang ini bekerja sebagai nelayan. Biasanya yang diproses hukum itu tekongnya. Dan kadang saat anak-anak buahnya ini dipulangkan, mereka kerap cari kerja lagi sama tekong lain untuk melaut. Tekong-tekong ini yang sering sengaja masuk ke wilayah Indonesia, makanya tak heran kalau kita jumpai ABK yang dulu pernah tertangkap, justru tertangkap lagi," terang Hari.

Satu dari 20 nelayan Vietnam yang diamankan malam itu adalah bocah berwajah lugu dan polos.

Di tasnya juga ditemukan rokok dan barang-barang lainnya.

Bocah ini dari pendataan aparat TNI masih berumur 13 tahun. Ia tampak takut, ketika aparat akan menggeledahnya.

Melihat keguluan bocah ini, membuat anggota TNI kasihan. Mereka hanya menyalami bocah itu sambil tersenyum sebelum dan sesudah menggeledah.

Para nelayan yang sudah didata diminta untuk berada di barisan sebelah kanan kembali sambil jongkok.

Petugas mendata barang-barang berharga seperti ponsel dan sebagainya, karena barang-barang nelayan asing ini nantinya akan dikembalikan saat proses deportasi.

Sedangkan jaring, alat tangkap dan kapal dijadikan barang bukti untuk persidangan perikanan.

NELAYAN VIETNAM

Mereka kemudian ditahan di penampungan sementara yang terbuat dari kayu sembari menunggu dipulangkan.

Untuk nelayan asing asal Vietnam dan Thailand dibedakan barak penampungan guna menghindari konflik.

"Beda dengan Vietnam, nelayan Thailand justru lebih sangar," ujar Hari.

Di Thailand, ada indikasi jual beli orang untuk dipekerjakan mencari ikan di laut.

"Kalau orang Thailand biasanya nelayan mereka bahkan narapidana di negaranya, atau warga Kamboja, Myanmar yang dimanfaatkan oleh tekong kapal untuk bekerja di laut. Kayak pembelian orang, Tapi kalau Vietnam ini memang mereka orang-orang kampung di sana yang cari peruntungan di laut," kata Hari.

Dalam pemeriksaan malam itu, dokter AL juga mengecek kondisi kesehatan para nelayan asing Vietnam ini.

Satu diantaranya tampak mengidap katarak.

Seorang transletter asal Vietnam menjadi penyambung komunikasi TNI AL.

Transletter yang sudah lama menetap di Natuna ini pun juga eks nelayan Vietnam yang sudah menikah dengan warga lokal.

Masalah illegal fishing oleh nelayan Thailand dan Vietnam memang terus terjadi di perairan Natuna.

Potensi lau yang melimpah menjadikan lokasi perairan di Ujung Utara Indonesia ini tempat empuk bagi nelayan asing untuk terus mengeruk hasil kekayaan laut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved