HUT Kemerdekaan RI ke 70
Di Tengah Tajamnya Bau Busuk, Warga TPA Punggur Tetap Semangat 17-an
Warga yang rata-rata adalah pemulung itu memeriahkan hari kemerdekaan dengan caranya sendiri.
Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Seruak bau yang tajam dari sampah-sampah tak menyurutkan semangat warga kampung Kenanga di lokasi tempat pembunagan akhir (TPA) Punggur untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 70 tahun.
Warga yang rata-rata adalah pemulung itu memeriahkan hari kemerdekaan dengan caranya sendiri.
Di pagi hari, warga lebih dulu mengadakan upacara di tengah lapangan kampung yang masih tanah liat tersebut.
Sebagian dari mereka yang merupakan pengurus kampung nampak memakai batik lusuh. Sedangkan sisanya menggunakan pakaian mereka sehari-hari.
Meski tak seperti kebanyakan upacara resmi lainnya, namun suasana khusuk tetap terasa di tengah-tengah warga yang ikut upacara.
Warga kampung yang terdiri dari 240 an Kartu Keluarga (KK) itu begitu serius.
"Tadi upacara dipimpin oleh pak Ihat Solihat, Kepala Sekolah PAUD Kenanga," ujar Amin, salah satu panitia 17-an Kampung Kenanga.
Warga yang juga tergabung dalam Paguyuban Parahiangan itu memang baru pertama kalinya melakukan kegiatan 17 Agustus di kampung mereka itu.
Tak memerlukan alasan khusus, menurut Amin kegiatan itu hanya didorong dari kesepakatan warga.
"Kita mau ramaikan dan beri hiburan untuk warga kampung. Jadi dari kami untuk kami. Ini kesepakatan kami saja," ujar Amin.
Saling patungan, mereka pun membuat beberapa perlombaan, sebut saja seperti tarik tambang, panjat pinang, dan banyak lagi.
Dihibur oleh kesenian Jawa Barat, panggung kecil pun ikut dibangun oleh warga tempat sinden bernyanyi.
Lomba panjat pinang menjadi lomba terseru yang diikuti warga.
Terdiri dari dua kategori, yaitu dewasa dan anak-anak, terlihat warga begitu antusias memanjat pinang untuk meraih hadiah-hadiah yang tergantung.
"Ayo cabut tasnya cepat, cepat tarik," ujar anak-anak yang ikut memanjat pinang. Diiringi musik calung dan sisingaan, anak-anak terlihat histeria memberikan semangat pada kawannya yang memanjat pinang.
Hadiah-hadiah seperti tas sekolah, baju bola, cukup membuat anak-anak tersebut terhipnotis. Meski sangat sederhana, kegiatan itu mampu memberikan hiburan tersendiri.
"Memang hadiahnya kecil-kecil saja, namanya juga sumbangan warga tidak besar. Yang penting kami bisa merayakan 17 Agustus. Sebab, Batam ini aneh, 17 Agustusan pun sepi. Kalau kami di kampung selalu ramai, warga gotong royong buat acara," ujar Ahmad Supandi, kepala lorong Kampung Kenanga menambahkan.
Ahmad berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, semakin menambah erat rasa persaudaraan warga, khususnya yang tinggal di TPA Punggur.
"Apalagi kami orang perantauan, biar semakin baik tali silahturahmi. Budaya-budaya seperti inikan khas di kampung," kata Ahmad