Diusia Remaja Ternyata Sangat Mudah Disusupi Faham Radikalisme dan Terorisme

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Brigjen Pol Hamidin mengatakan terorisme berpeluang terjadi disemua wilayah.

Oleh karena itu, penanggulangan terorisme perlu dilaksanakan di semua daerah tanpa terkecuali.

Terlebih lagi, katanya, metode rekrutmen teroris saat ini jauh berbeda dengan metode yang dilakukan organisasi teroris beberapa tahun lalu.

"Kalau dulu menggunakan (Masuk) menggunakan metode ideologi. Sekarang dengan berbagai aspek dan metode. Termasuk ekonomi," katanya usai menyampaikan materi dalam dialog Pencegahan Teroris yang dilaksanakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepri, Jum’at (6/11) di Aula Asrama Haji Tanjungpinang.

Dia mencontohkan misalnya tukang ojek. Para teroris awalnya menanyakan berapa pendapatannya sebulan sebagai tukang ojek.

Kemudian mereka akan menjanjikan pendapatan yang lebih tinggi jika bergabung dengan mereka.

Selain itu, mereka juga mendoktrin dengan pemahaman-pemahanan tertentu. "Usia 18-30 sangat rentan terpengaruh teroris," katanya.

Oleh karena itu dia mengajak para mahasiswa, masyarakat, pemerintah daerah, serta stakholder lainnya untuk berperan dalam pencegahan masuknya paham terorisme dan radikalisme di Indonesia. Khususnya di wilayah Provinsi Kepri.

Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah yang hadir dalam kegiatan itu juga meminta para pemuda melawan paham radikalisme.

"Supaya terorisme tidak bisa menjangkau jaringan yang lebih luas lagi, khususnya di wilayah provinsi Kepri,” kata Lis.

Dialog sehari itu diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Ormas dan tokoh perempuan Provinsi Kepulauan Riau.