Direktur KPLP Sebut Masalah Limbah Minyak Hitam di Bintan Diungkap di Forum Internasional

"Yang menyampaikan pak Menhub Jonan, pada sidang Assembly ke-29 di Markas Besar IMO di London, baru-baru ini," kata Pranyoto

Editor: Mairi Nandarson
tribun/ekosetiawan
Direktur KPLP Pranyoto 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BINTAN  -  Selama ini, Limbah minyak hitam atau dikenal dengan Sludge oil waste selalu mengotori pantai Bintan bagian utara dan bagian timur.

Diduga, limbah tersebut diduga sengaja dibuang oleh kapal-kapal asing diperairan tersebut. Akibatnya, perairan Bintan selalu hitam jika ada musim angin utara.

Peristiwa itu akhirnya diangkat ke forum internasional sidang dewan Organisasi Maritim Internasional/International Maritime Organization (IMO), pada sidang Assembly ke-29 di Markas Besar IMO di London, Jumat (27/11)

Direktur Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pranyoto, mengatakan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menguraikan pada sidang itu , pada usulan pemerintah Republik Indonesia yang bertajuk Ballast Water Management System (BWMS).

"Yang menyampaikan pak Menhub Jonan, pada sidang Assembly ke-29 di Markas Besar IMO di London, baru-baru ini," kata Pranyoto, di Tanjunguban.

Menurut dia, pada sidang IMO diterangkan kalau limbah itu dibuang kapal asing di tengah laut.

Besar kemungkinan kapal yang membuang berasal dari daerah lain, karena itu, masalah ini dianggap serius dan harus diangkat ke forum internasional.

"Karena melibatkan banyak negara, maka diangkat pada forum yang tepat, yaitu sidang Assembly IMO ini," ungkapnya.

Salah satu rekomendasi dari BWMS ini, adalah penanggulangan pencemaran limbah minyak hitam dengan cara mengerahkan kapal, mengejar kapal yang diduga membuang limbah ini. Kalau pembuangannya terdeteksi oleh pihak KPLP.

"Untuk mengantisipasi kejadian pembuangan limbah di tengah laut, KPLP akan meningkatkan frekuensi operasi," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved