KALEIDOSKOP KEPRI 2015

BIADAB. Sudahlah Dicabuli berulang Kali, ABG Ini Juga Kerap Disundut Rokok

di saat korban tertidur pulas, korban dicabuli oleh pelaku. Pencabulan tersebut dilakukan sebanyak dua kali oleh pelaku.

Istimewa
ilustrasi pencabulan 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG - Kasus pencabulan terhadap remaja oleh orang-orang disekitarnya dekatnya kembali terjadi.

Bahkan, apa yang dialami Me (15) lebih sadis lagi. Tidak saja menjadi korban eksploitasi seksual, ia juga dianiaya dan disundut rokok.

Pelakunya orang dekat, yakni Sl yang notabene adalah ayah angkatnya sendiri. Remaja yang tinggal di Tanjungpinang ini sebenarnya sudah lama menjadi korban penyiksaan Sl.

Namun, kasus ini baru terkuak setelah Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Kepri melaporkanya ke Polres Tanjungpinang.

Kaur Bin Ops (KBO) Reskrim Polres Tanjungpinang Iptu Efendri, Jumat (3/4/2015) siang mengatakan, korban disuruh oleh pelaku mencari barang-barang bekas setiap harinya.

Jika hasilnya tidak memuaskan, maka pelaku akan memukuli dan menyundut korban dengan rokok.

"Dari pengakuan korban, kalau dia tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, orangtuanya tidak segan-segan menyiksa dengan cara memukul dan menyundutkan api rokok kepada korban," sebut Efendi.

Dari hasil pemeriksaan, di tubuh korban memang ditemukan beberapa bekas luka dan lebam. Selain itu, juga ada bekas sundutan rokok di tubuh remaja ini.

Selain disiksa, korban juga mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dari orangtua angkatnya. tersebut. Pelaku tidak bisa menahan diri melihat kemolekan tubuh anak angkatnya tersebut.

Pada malam hari, di saat korban tertidur pulas, korban dicabuli oleh pelaku. Pencabulan tersebut dilakukan sebanyak dua kali oleh pelaku.

"Dari pengakuan korban, selain di suruh kerja dan disiksa, pelaku juga disetubuhi oleh pelaku. Sejauh ini, menurut pengakuan korban, baru dua kali," tambahnya.

Hanya saja, walaupun sudah melapor dan diperiksa pihak penyidik Polres Tanjungpinang, polisi belum bisa menangkap pelaku.

Menurut Efendi, anggotanya sudah dua hari mengintai pelaku di rumahnya. Namun, selama dua hari itu, pelaku tidak pernah pulang kerumah.

"Rumahnya di gembok, istrinya juga tidak pulang-pulang. Mungkin dia sudah tahu perlakuannya akan terbongkar," sebutnya.

Walaupun demikian, pihak kepolisian akan terus melakukan pencarian orangtua angkat korban tersebut. Mereka akan terus dicari terus sampai ketemu. "Saat ini anggota sedang melakukan pengejaran," katanya.

Sementara ini, korban saat ini masih di bawah perlindungan KPPAD Kepri dan sudah berada di tempat yang aman. "Korban sudah aman, di bawah pengawasan KPPAD Kepri," katanya.

Terpisah, Ketua KPPAD Eri Syahrial mengatakan, saat ini Me (15) dititipkan di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2) Engku Putri. Menurutnya, kasus ini akan terus dipantau oleh KPPAD hingga tuntas.

Me, kata Eri, masih trauma atas peristiwa yang dialaminya tersebut. KPPAD akan terus berupaya agar Me tidak frustasi dan mau berbaur kembali dengan orang lain. Sebab, masa depannya masih panjang.

Selama di penitipan, Me terus terlihat sedih dan stres. Perbuatan sadis yang dideritanya terus menghantuinya dan membuatnya trauma.

Apalagi selama ini dia sudah menganggap pelaku itu sebagai orangtuanya sendiri. "Dia sangat terpukul. Kita akan selalu mendampinginya menjalani masa-masa berat ini agar psikisnya bisa pulih," kata Eri. 

Orangtua Kandung di Batam
Kondisi Me (15), yang dianiaya dan dicabuli oleh orangtua angkatnya, Sl, di Tanjungpinang, masih trauma. Untuk sementara, ia dititipkan di Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2) Engku Putri.

Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah menemukan alamat orangtua kandung korban.

Pasalnya, korban tidak mengetahui di mana orangtua kandungnya tinggal ia hanya tahu bahwa orangtuanya tinggal di Batam.

"Kita tidak tahu juga dimana alamatnya di Batam. Sembari mencari tahu, kita juga akan mencari tempat yang layak untuk korban tinggal. Sekarang ini kita hanya menitipkan sementara saja di sana," sebut Eri lagi.

Belum diperoleh keterangan, bagaimana ia sampai berpisah dari orangtua kandungnya dan kemudian dipelihara oleh Sl. Namun yang jelas, KPPAD mendapat laporan dari masyarakat sehingga langsung menyelamatkan korban.

Setelah mendengar cerita tentang penderitaannya hidup bersama Sl, KPPAD kemudian melanjutkan kasus ini ke proses hukum. (Tribun Batam/koe)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved