Anak Tewas Usai Ditendang Ayah

Ini Kecurigaan Awal Polisi hingga Diketahui Effendi Membunuh Anak Kandungnya Sendiri

Kecurigaan pihak kepolisian semakin menguat, ketika polisi meminta orangtua korban agar anaknya di Visum ke rumah sakit.

tribun/ekosetiawa
Effendi (pakai penutup wajah) di Polsek Lubuk Baja memberi penjelasan terkait tindakan kekerasannya terhadap anak, Minggu (14/2/2016). 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Ketika mendapatkan laporan adanya penemuan jasad Muhamad Maualana (3), yang  sebelumnya dikabarkan hilang dan ditemukan mengapung disebuah kolam, anggota Polsek Lubuk Baja langsung datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) Sabtu (13/2/2016) pagi.

"Saat anggota lapor kalau anak yang hilang kemarin sudah ketemu dan mengapung dikolam. Kita tidak curiga, berarti anak tersebut memang mendapatkan musibah,"kata Kapolsek Lubuk Baja Kompol I Dewa Nyoman ASN, Minggu (14/2/2016) sore.

Namun polisi mulai curiga dari komentar beberapa saksi yang mengatakan kalau saat pencarian berlangsung, kolam tersebut sudah diperiksa warga.

Bahkan warga sempat masuk kekolam untuk memastikan kalau sang anak memang tidak ada didalamnya saat dilakukan pencarian.

"Ada warga yang bilang seperti itu. Katanya mereka sempat periksa di dalam kolam saat melakukan pencarian. Tetapi tidak ketemu, dari sanalah kita mulai curiga," sebut Dewa lagi.

Kecurigaan pihak kepolisian semakin menguat, ketika polisi meminta orangtua korban agar anaknya di Visum ke rumah sakit.

Saat itu, Efendi, pelaku yang juga ayah kandung sang anak menolak permintaan polisi.

Setelah diberikan penjelasan oleh kepolisian, barulah pihak keluarga mau untuk melakukan Visum kerumah sakit.

"Kita berikan penjelasan kepada mereka. Memang untuk kasus seperti ini prosesnya harus di Visum. Baru mereka faham dan akhirnya memperbolehkan korban kita bawa," lanjut Dewa.

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemui banyak tanda kekerasan ditubuh korban. Korban mengalami pendarahan dibagian Ginjal, sobek di usus, dan ada bekas memar ditubuh korban.

Selain itu, dari hasil visum juga tidak ditemui kalau paru-paru korban basah terkena air. "Disana kita bisa menyimpulkan, kalau korban dibuang setelah tewas," sebutnya.

Kecurigaan polisipun berbuah manis, setelah beberapa jam diperiksa pihak kepolisian, akhirnya Efendi mengakui kalau sudah menendang anaknya hingga tewas.

Ia beralasan tersulut emosi saat sang anak buang air besar dan selalu rewel. Ditambah lagi, ketika itu Susanti istri korban tengah bekerja mengumpulkan barang bekas.

"Dia dirumah bertiga. Saat kejadian istrinya tidak dirumah, sementara anaknya yang paling kecil tengah berad di ayunan," sebut Dewa lagi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved