Lis Curhat: Kini Banyak Warga Pinang tak Pasang Bendera, Razia Satpol PP juga tak Mempan
Sekarang banyak yang tak pasang bendera. Kita sudah imbau. Bahkan kita kerahkan Satpol dan petugas kelurahan, untuk door to door
BATAM. TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG - Lis Darmansyah, Walikota Tanjungpinang menilai, semangat kemardekaan dan nasionalisme saat ini mulai luntur.
Itu juga bisa dilihat dari hal-hal sepele. Seperti pemasangan bendera pada tiga hari sebelum dan satu hari sesudah momen 17 Agustus.
"Sekarang banyak yang tak pasang bendera. Itu hal kecil tapi melambangkan pudarnya rasa nasionalisme. Kita sudah imbau. Bahkan kita kerahkan Satpol dan petugas kelurahan, untuk door to door agar masyarakat mau pasang bendera," katanya saat upacara kemerdekaan RI di Pemko Tanjungpinang, Rabu (17/8/2016).
Selain itu, kata Lis, sebagian masyarakat juga lebih bangga bila mengenakan baju dengan lambang bendera negara lain Padahal itu menunjukkan nasionalisme yang meluntur.
"Padahal kemardekaan kalau diukur dengan nilai ini tak ternilai. Makna kemerdekaan adalah perjuangan. Pengorbanan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga momentum 17 Agustus ini untuk menanamkan nilai-nilai kemerdekaan dan nasionalisme. Bukan seremonial semata," katanya.
Semangat kemerdekaan dan nasionalisme itu dicontohkannya dalam lomba panjat pinang yang adanya hanya di bulan Agustus. Karena panjat pinang memiliki arti perjuangan, kemerdekaan dan nasionalisme.
Untuk memanjat pinang peserta lomba harus berkorban dan berjuang. Secara materi pakaian yang dikenakan dikorbankan, secara fisik mereka rela diinjak-injak untuk mencapai puncak dengan penuh perjuangan.
Itu karena di puncak pinang ada bendera merah putih makna kemerdekaan dan nasionalisme. Ada juga rentengan hadiah yang bermakna kemerdekaan itu sangat enak.
"Gak ada kemerdekaan tanpa perjuangan," katanya.
Menurut Lis, pejuangan dulu dan sekarang berbeda. Dulu berjuang mengorbankan nyawa dan darah. Sekarang mengorbankan pemikiran dalam berpartisipasi aktif dalam membangun negeri. (*)
