Haji Misterius Tukang Becak
Warga Percaya Kisah Kasrin, Ada yang Minta Doa dan Obat
Beberapa di antaranya meminta didoakan si tukang becak. Bahkan, ada yang meminta obat menggunakan media air putih yang telah didoakan Kasrin
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, REMBANG - Rumah Kasrin di Dukuh Gembul, Desa Sumberjo, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, terus didatangi warga.
Tak hanya warga kampung dan rekan-rekannya sesama tukang becak, mereka juga datang dari daerah lain.
Di antara tamu yang datang, tak semua hanya ingin mendengar cerita dari Kasrin.
Banyak yang percaya bahwa kisah Kasrin itu benar. Mereka meyakini Kasrin mendapat karomah dari Allah SWT.
Beberapa di antaranya meminta didoakan si tukang becak. Bahkan, ada yang meminta pengobatan kepada Kasrin, menggunakan media air putih yang telah didoakan.
Satu di antaranya adalah Nuryadi, teman Kasrin sesama tukang becak di lingkungan Pasar Lasem.
"Ya ke sini silaturahim, sekalian minta doa dan barokahnya Mbah Kasrin," ucapnya.
Senada diungkapkan Agung Utomo, seorang pedagang buah di Pasar Lasem. Ia meyakini kebenaran cerita sola bagaimana Kasrin naik haji.
"Jadi kan di kehidupan ini ada dunia lain, ini membuktikannya," ucap dia.
Di samping itu, ia juga meminta didoakan Kasrin, agar usahanya berjalan lancar dan mendapat berkah.
Kasrin tiba di rumag 5 Oktober 2016.
Sehari-hari pria berusia 59 tahun ini menarik becak dan mangkal di depan Masjid Jami Lasem, Rembang, Jawa Tengah.
Kasrin mengakui tidak terdaftar di kantor Kemenag Rembang. Tak ada di listing daftar jemaah haji 2016.
Kepulangan Kasrin pada 4 Oktober sebagaimana jadwal resmi jemaah haji asal Rembang.
Menurut Kasrin, ia dibawa oleh sosok wanita misterius bernama Indi pergi berhaji.
Ia menyebut Indi merupakan sosok dari dunia lain, yang telah menjadi pengguna jasa becaknya sejak sekitar 21 tahun silam.
Rumah Indi tak jauh dari Balai Desa Ngemplak, Kecamatan Lasem. Sebelum mengenal Indi, lokasi rumah perempuan itu adalah hamparan tanah kosong.
"Tapi sejak mengenal Indi, dalam pandangan saya di situ ada rumah. Mungkin kalau yang lihat orang lain, ya masih berupa tanah kosong, tak ada rumah di situ," ucap dia.
Sejak berangkat dari Lasem, Indi memerintahkan untuk selalu memegangi bagian belakang pakaiannya.
"Di dalam bus saat berangkat, Bu Indi duduk di samping saya. Kami duduk di bagian tengah, tapi sepertinya orang-orang di bus tak menyadari keberadaan kami," lanjut Kasrin.
Sesampainya rombongan di Embarkasi Donohudan, Boyolali, hal serupa juga dialami Kasrin.
"Sesampainya di Solo (Boyolali) dulu, ya, naik pesawat bareng-bareng dengan rombongan dari Rembang. Ya, naik begitu saja, nggak diperiksa atau gimana-gimana," aku Kasrin.
Sesampainya di Tanah Suci, Kasrin kembali diwanti-wanti oleh Indi agar jangan sekalipun terpisah. Menurut dia, jika sampai terpisah, Kasrin tak akan bisa pulang kembali ke Tanah Air.
"Di sana, di tanah suci selama 44 hari menunaikan ibadah haji, saya selalu nginthil Bu Indi. Baik saat sa'i, tawaf mengelilingi Ka'bah, salat, dan lain-lain," cerita dia.
Ia menginap di pemondokan bareng Indi. "Saya nginap di sebuah bangunan dua lantai," tandas dia.
Kasrin juga diperintahkan untuk tidak berkomunikasi dengan orang lain tanpa seizin perempuan tersebut. Semua kebutuhannya sudah dipenuhi Bu Indi
Pada hari raya Idul Adha, ia dan Indi masing-masing berkurban satu ekor unta.
Saat pulang kemarin, ia bersama sosok Indi, hingga sampai di rumah.
"Bu Indi juga ikut ke sini, tapi tak ada yang bisa melihatnya. Sekarang pun orangnya ada di dalam kamar," kata dia.
