Dua WNI Ini Simpan Kisah Pilu Korban Trafficking Sebelum Akhirnya Jadi Penasihat Presiden AS

Ima dan Shandra, menceritakan secara singkat kisah masa lalunya yang sempat mengalami pemaksaan, penipuan, dan ancaman.

TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Ima Matul Maisaroh dan Shandra Woworuntu, mantan TKW Indonesia yang kini menjadi Staf Presiden Amerika Serikat 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Anggota Dewan Penasehat Presiden Amerika Serikat Ima Matul Maisaroh dan Shandra Woworuntu, berbagi pengalamannya.

Mereka berbagi pengalaman tentang perdagangan manusia (Human Trafficking) di depan anak-anak Komunitas Terminal Hujan Bogor, Minggu (23/10/2016).

Acara tersebut berlangsung di Kantor Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor.

Ima dan Shandra, menceritakan secara singkat kisah masa lalunya yang sempat mengalami pemaksaan, penipuan, dan ancaman.

Hal itu, ia sampaikan saat memberikan penyuluhan terkait Human Trafficking kepada peserta penyuluhan yang terdiri dari anak usia SD hingga SMP.

Shandra mengaku dirinya pernah diculik dan dipaksa untuk tinggal di tempat hiburan malam di Amerika Serikat.

"Awalnya diajak pergi ke Amerika dengan diiming-imingi uang dalam jumlah yang besar, namun ternyata tidak, saya diculik dan di tempatkan di tempat prostitusi," kata Shandra.

Bahkan ia pun disodorkan obat-obtan dan minuman beralkohol.

"Selama itu saya tidak diberi makan dan minum, di sana justru hanya ada obat-obatan dan alkohol," ucapnya.

Kemudian, setelah berbulan-bulan menjadi korban Trafficking, Shandra berhasil melarikan diri dari cengkraman para pelaku trafficking.

"Saya akhirnya memberanikan diri untuk kabur, loncat dari lantai 2 di gedung yang saya tempati," katanya.

Meski berhasil melarikan diri, Shandra masih belum merasa aman, karena ia harus bolak-balik ke Kantor Polisi setempat untuk melakukan proses penyelidikan kejahatan Human Trafficking.

"Saya sempat kesulitan mendapatkan bantuan dari pihak kepolisian, namun saya dikenalkan rekan saya dan akhirnya polisi mau membantu kasus yang saya alami," ujarnya.

Sementara Ima yang juga menjadi korban Trafficking memiliki kisah yang sedikit berbeda dengan Shandra.

Ima diketahui sudah menikah diusa 16 tahun, kemudian ia merasa tidak nyaman dengan hubungan yang dijalaninya.

Ia memberanikan diri untuk pergi ke Amerika untuk menjadi asisten rumah tangga.

"Karena merasa tidak nyaman masih kecil sudah menikah, kemudian saya dijanjikan agen untuk bekerja di Amerika sebagai pengasuh bayi, dengan upah sekitar 1,5 juta rupiah," katanya.

Ia pun memutuskan untuk pergi ke Amerika.

Ima mengaku, apa yang dijanjikan agen tersebut tidak ditepati.

Ia mesti kerja 18 jam, tanpa diberi upah selama empat tahun.

"Saya dipukuli, tidak berani melawan, mau mengadu juga daya bingung mau ngadu ke siapa," katanya.

Ima yang kebetulan bisa berbahasa Inggris, mengirimkan surat kepada tetangganya untuk meminta bantuan.

"Saya minta tolong ke tetangga dan tidak lama kemudian saya akhirnya bisa terbebas dari majikan saya," ujar Ima.

Shandra yang bertemu Ima di Amerika kemudian mendirikan suatu lembaga bernama 'Mentari' yang membantu korban-korban trafficking agar bisa terlepas dari permasalahan yang dialami korban tersebut.

"Kita mulai mendirikan lembaga mentari untuk menbantu korban agar berbaur ke dalam masyarakat dan menghubungkan mereka ke pasar kerja," tutur Shandra.

Setelah mengalami hal yang tidak mengenakkan, akhirnya Shandra dan Ima diangkat menjadi Dewan Penasehat Presiden Amerika Serikat dibidang Human Trafficking.

Hingga saat ini, Shandra dan Ima diketahui masih aktif menjadi Dewan Penasehat Presiden Amerika Serikat.

"Sejak Desember tahun 2015 sampai sekarang masih menjadi bagian dari Dewan Penasehat Gedung Putih," ujar Ima.

Sebelumnya, Shandra dan Ima terlebih dahulu mendirikan suatu lembaga bernama 'Mentari' yang membantu korban-korban trafficking agar bisa terlepas dari permasalahan yang dialami korban tersebut.

"Sebelum jadi Dewan Penasehat kita telah mendirikan lembaga mentari untuk menbantu korban agar berbaur ke dalam masyarakat dan menghubungkan mereka ke pasar kerja," kata Ima. (tribunnews bogor)

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved