Uangnya Mau Ditarok di Bawah Bantal? Investor tak Peduli Isu Rush Money

Mau ditaruh mana itu uangnya, mau ditaruh di bawah bantal? Atau ditaruh di tempat lain yang kemudian return-nya lebih rendah dan sebagainya?

Staf bank menghitung uang 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini hasutan melakukan aksi ramai-ramai menarik uang dari bank --bertajuk #RushMoney2511-- tak akan mempengaruhi kinerja sektor keuangan.

Khususnya harga saham perbankan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI Alpino Kianjaya menegaskan pelaku pasar memang jeli terhadap berbagai isu yang tengah berkembang saat ini.

Namun, mereka akan memandang suatu isu secara lebih realistis.

"Kami yakin para investor sudah jeli mana yang benar mana yang tidak," ucap Alpino di Jakarta, Jumat (18/11).

Dia juga optimistis harga saham perbankan tak terpengaruh oleh adanya isu yang merebak di media sosial (medsos) tersebut.

Bagaimana jika benar terjadi? Alpino enggan menanggapi. "Jangan berandai-andai. Kita harus realistis," tegas dia.

Usai aksi 4 November 2016 lalu, beredar hasutan rush di medsos.

Hasutan negatif itu juga dikaitkan dengan kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur (nonaktif) DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kabarnya, aksi rush itu dibarengkan dengan demo dengan isu sama pada 25 November 2916 mendatang. Namun, belakangan aksi turun ke jalan bakal dilakukan pada 2 Desember 2016.

Menyikapi hasutan itu, Menkeu Sri Mulyani menegaskan aksi tersebut justru membahayakan masyarakat.

"Masyarakat terutama kelas bawah yang bakal terdampak dulu karena terjadi ketidakstabilan," tegasnya.

Ditegaskan dia, perbankan adalah salah satu komponen sistem keuangan pada sebuah negara. Bila tidak stabil, berefek negatif terhadap berbagai hal, misalnya pengangguran dan kemiskinan.

"Stabilisasi dari sektor keuangan sangat berhubungan erat dengan upaya kita menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan," ujar Sri.

Dia meyakini, masyarakat pasti menginginkan tidak ada lagi kemiskinan sehingga hal-hal yang bisa menekan orang miskin di dalam negeri akan dihindari.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved